Loading Now

Maverick Vinales Tagih Bonus Podium KTM Meski Dihukum di MotoGP Qatar

Maverick Vinales Ingin KTM Tepati Klausul Kontrak Bonus Podium Walau Kena Penalti di MotoGP Qatar

Maverick Vinales tampil sensasional di MotoGP Qatar, namun harus kehilangan podium yang sudah di depan mata akibat pelanggaran tekanan ban. Pembalap Tech3 ini terlempar dari posisi kedua ke urutan ke-14. Performa impresif Vinales di atas RC16 di Sirkuit Internasional Lusail, bahkan lebih cepat dari bintang pabrikan seperti Pedro Acosta dalam kualifikasi.

Vinales, yang dikenal dengan julukan ‘Top Gun’, menyalip tiga dari empat pembalap teratas di kejuaraan (Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Franco Morbidelli) untuk secara mengejutkan memimpin balapan. Walaupun kemudian Marquez berhasil merebut kembali posisi pertama, penampilan Vinales bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik musim ini.

Drama Pasca-Balapan: Penalti dan Hilangnya Podium

Tak lama setelah seremoni podium – yang seharusnya menjadi momen kembalinya Vinales ke podium sejak di MotoGP Amerika 2024 – ia menerima penalti 16 detik yang berat. Akibatnya, ia hanya membawa pulang dua poin. Insiden ini memicu perdebatan tentang aturan tekanan ban di MotoGP.

Tagih Bonus Podium KTM

Vinales menandatangani kontrak dua tahun dengan KTM setelah meninggalkan Aprilia. Pabrikan Austria tersebut menganggap Tech3 sebagai ekstensi dari tim pabrikan, bukan sekadar tim satelit. Seperti lazimnya di MotoGP, kontrak Vinales berisi klausul bonus untuk finis podium. Walaupun catatan resmi menunjukkan ia finis ke-14, Vinales berharap KTM akan tetap membayar bonus tersebut sebagai pengakuan atas performa heroiknya.

“Maverick Vinales menanggapi penalti itu dengan ringan dan mengatakan bahwa ia berharap masih akan mendapatkan pembayaran bonus untuk finis podium ini,” kata jurnalis Markus Zorweg di saluran YouTube Motorsport-Magazin Motorrad.

Teori Neil Hodgson tentang Penalti Vinales

Neil Hodgson menjelaskan penalti Vinales dengan teori menarik. Dia berpendapat bahwa Vinales melampaui ekspektasi yang ditetapkan untuk pembalap Tech3. Karena memimpin balapan, ban Vinales mendapatkan udara dingin, berbeda dengan saat berada di belakang pembalap lain. Akibatnya, tekanan ban turun di bawah batas legal.

Keputusan penalti ini membuat banyak penggemar MotoGP geram, menyebutnya ‘menjijikkan’, ‘omong kosong’, dan ‘menyedihkan’. Acosta juga telah menyerukan agar aturan diubah.

Terlepas dari kontroversi tersebut, semangat juang dan kecepatan Vinales di Qatar menunjukkan potensi besar dirinya bersama KTM. Kita tunggu saja bagaimana performanya di seri-seri berikutnya di MotoGP.

Post Comment

You May Have Missed