Marc Marquez Ungkap Rahasia Dominasi MotoGP 2025: “Mungkin Saya Terlalu Menuntut!”
Marc Marquez Ungkap Rahasia Dominasi MotoGP 2025
Marc Marquez, sang juara dunia MotoGP, kembali menunjukkan performa gemilangnya di musim 2025. Setelah masa-masa sulit akibat cedera, ia kini memimpin klasemen dengan tunggangan Ducati yang kompetitif. Dalam wawancara jelang MotoGP Spanyol di Jerez, Marquez mengungkapkan rahasia di balik dominasinya, termasuk perjuangan mengatasi masa kelam dan dorongan tak kenal lelah untuk selalu menjadi yang terbaik.
Kembali ke Jerez: Mengenang Masa Kelam
MotoGP Spanyol akhir pekan ini menjadi momen penting bagi Marc Marquez. Ia kembali ke sirkuit Jerez, tempat yang menjadi awal dari masa-masa sulitnya pada tahun 2020. Cedera lengan yang dialaminya kala itu menjadi awal dari serangkaian masalah yang menghambat karirnya. “Dari 2020 hingga 2024 adalah tahun-tahun terberat dalam karir dan hidup saya,” ungkap Marquez.
Dorongan Tak Kenal Lelah: Kunci Kebangkitan
Meskipun menghadapi tantangan berat, Marc Marquez tidak menyerah. Ia mengakui bahwa kata ‘kegelisahan’ selalu menghantuinya, namun justru itu yang memacunya untuk terus maju. “Akan mudah untuk menyerah, tapi itulah yang mendorong saya ke depan. Saya selalu berusaha untuk tetap realistis, selangkah demi selangkah,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa masa-masa sulit itu justru membuatnya belajar banyak dan menjadi lebih dewasa.
Berjudi dengan Ducati: Keputusan Berani yang Berbuah Manis
Keputusan Marc Marquez untuk meninggalkan Honda, tim yang telah membesarkan namanya, dan bergabung dengan Gresini Racing (yang kini menjadi tim pabrikan Ducati) dianggap sebagai perjudian besar. Namun, Marquez yakin bahwa itu adalah langkah yang tepat untuk menghidupkan kembali karirnya. “Ketika Anda memutuskan untuk meninggalkan tim seumur hidup Anda dan bergabung dengan Gresini, Anda mengambil risiko,” katanya. “Tetapi inti dari keputusan itu adalah keberanian. Ini tentang menerima tantangan dan tidak takut dengan apa yang mungkin terjadi.”
“Mungkin Saya Terlalu Menuntut!”
Marc Marquez mengakui bahwa dirinya terkadang terlalu menuntut, baik di dalam maupun di luar lintasan. “Saya selalu berusaha untuk menjadi serealistis mungkin. Ketika sesuatu berwarna hitam, tidak peduli seberapa besar Anda ingin melihatnya sebagai putih, itu tetap hitam. Seringkali, setelah sesuatu seperti kecelakaan di Austin, Anda menghabiskan tiga hari untuk memikirkan mengapa itu terjadi dan bagaimana cara meningkatkannya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa dirinya selalu berusaha untuk melakukan sesuatu dengan sempurna dan mendengarkan orang-orang di sekitarnya, karena dorongan tak kenal lelah terkadang bisa membuatnya buta.
Jerez: Peluang Meraih Rekor di Hadapan Publik Spanyol
Di usia 32 tahun, Marc Marquez telah melewati banyak hal dalam karirnya. Di Jerez, ia berpeluang untuk memperlebar keunggulan di klasemen dan memberikan kemenangan ke-200 bagi Spanyol di kelas premier, serta menyamai rekor kemenangan beruntun Honda (22 kemenangan) bersama Ducati. “Tahun ini, kami tiba dalam situasi yang sama sekali berbeda – kami mulai kuat, dengan kepercayaan diri dan hasil yang baik,” kata Marquez. “Itu tidak berarti menang dengan segala cara – tujuan untuk akhir pekan ini adalah untuk finis di tiga besar. Saya sudah tak sabar untuk merasakan kehangatan dari para penggemar Spanyol.”
Post Comment