Loading Now

Marc Marquez Anggap Penalti Tekanan Ban MotoGP Terlalu Berat

Marc Marquez Anggap Penalti Tekanan Ban MotoGP Terlalu Berat

Marc Marquez mendukung aturan tekanan ban di ajang MotoGP yang bertujuan meningkatkan keselamatan. Namun, juara dunia MotoGP berkali-kali ini menilai penalti yang diberikan saat ini bagi pelanggaran aturan tersebut terlalu berat dan tidak realistis.

Strategi di Lintasan untuk Hindari Penalti

Dalam balapan Sprint di MotoGP Republik Ceko 2025, Marquez terpaksa melambat dan menyerahkan posisi terdepan kepada Pedro Acosta setelah menerima peringatan dari dasbor mengenai potensi pelanggaran tekanan ban depan. Ia kemudian memanfaatkan slipstream Acosta untuk meningkatkan suhu dan tekanan ban sebelum kembali mengambil alih posisi terdepan dan memenangkan balapan.

Strategi serupa pernah digunakan Marquez di Buriram, Thailand, sebelumnya. Namun, metode ini efisien jika ada pembalap yang lebih lambat di belakang untuk dimanfaatkan slipstream-nya. Jika lawan lebih cepat, pembalap yang melambat bisa kehilangan posisi dan bahkan tetap menerima penalti setelah balapan, seperti yang dialami Maverick Vinales di Qatar.

Insiden dengan Bagnaia

Di Brno, rekan setim Marquez, Francesco Bagnaia, juga menjadi korban regulasi tekanan ban akibat kerusakan pada dasbornya. Bagnaia salah mengira tekanannya di bawah batas minimum, memperlambat lajunya, dan merosot dari posisi kedua ke ketujuh. Setelah balapan, ternyata tekanannya sebenarnya berada di atas ambang batas yang ditentukan.

Marquez Usulkan Perubahan Penalti

Meskipun mengakui pentingnya aturan tekanan ban untuk keselamatan, Marquez mengusulkan perubahan pada sistem penalti yang diterapkan. “Saya setuju dengan aturan ini, karena pada akhirnya ini adalah aturan keselamatan,” ujarnya. “Tapi menurut saya, penaltinya terlalu berat. Saya pikir bisa dikurangi beberapa detik.”

Saat ini, penalti yang dikenakan adalah +8 detik untuk balapan Sprint dan +16 detik untuk balapan Grand Prix jika seorang pembalap gagal mempertahankan persentase lap yang disyaratkan (30% di Sprint, 60% di GP) di atas tekanan minimum.

“Menurut saya, mengurangi penalti menjadi setengahnya akan lebih masuk akal. Seperti 4 detik di Sprint dan 8 detik di balapan utama,” kata Marquez. “Karena sekarang, 8 detik di Sprint dan 16 detik di balapan terlalu berat dan lebih baik menunggu pembalap lain.”

Marquez menegaskan bahwa terlalu sulit untuk membangun margin kemenangan yang cukup untuk menyerap penalti di balapan Sprint. Namun, mengurangi penalti juga berpotensi mendorong pembalap untuk terus memacu motor di bawah tekanan minimum, yang justru bertentangan dengan tujuan awal aturan tersebut.

Post Comment

You May Have Missed