Fabio Quartararo ‘Memilih Setia’; Sulit Tinggalkan Yamaha di MotoGP?
Fabio Quartararo: Antara Kontrak Mahal dan Kesetiaan pada Yamaha
Masa depan Fabio Quartararo menjadi topik hangat di paddock MotoGP. Meski performa Yamaha belum sepenuhnya kompetitif, banyak yang memprediksi pembalap asal Prancis ini akan tetap setia bersama tim Garpu Tala. Kontrak menggiurkan yang ia teken tahun lalu, disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di MotoGP, menjadi salah satu faktor penentu.
Quartararo memperpanjang kontrak jangka panjang dengan Yamaha, yang dilaporkan bernilai €12 juta per musim. Namun, keputusan ini datang dengan konsekuensi. Sejak meraih gelar juara dunia MotoGP 2021, performa motor Yamaha mengalami penurunan signifikan. Meski ada tanda-tanda perbaikan, Yamaha belum mampu bersaing secara konsisten untuk meraih kemenangan, apalagi gelar juara.
Pedro Acosta Lebih Menarik di Bursa Transfer?
Menurut Carlo Pernat, seorang tokoh senior di paddock MotoGP, Pedro Acosta lebih menjadi pusat perhatian di bursa transfer pembalap dibandingkan dengan Fabio Quartararo. Pernat berpendapat sulit bagi Quartararo untuk meninggalkan Yamaha.
“Saya merasa jauh lebih sulit bagi Fabio Quartararo untuk meninggalkan Yamaha,” kata Pernat. “Jika Ducati memiliki motor yang tersedia, Acosta yang akan menjadi pilihan utama, mengingat usianya yang jauh lebih muda.”
Keputusan Quartararo Dua Tahun Lalu Menentukan Segalanya
Pernat menambahkan bahwa Quartararo telah membuat pilihannya dua tahun lalu dan kemungkinan besar ia akan tetap setia pada keputusan tersebut, selamanya mengaitkan namanya dengan merek Yamaha. Ia juga optimis bahwa Yamaha akan segera bangkit dan Quartararo akan menjadi bagian penting dari kebangkitan tersebut.
Walaupun KTM mengalami penurunan performa dibandingkan dengan Ducati, Yamaha menunjukkan peningkatan di tahun 2025. Kehadiran Pramac sebagai tim satelit menggandakan kehadiran mereka di lintasan, dengan lebih banyak pembalap, motor, dan data.
Quartararo Masih Mampu Bersinar
Fabio Quartararo membuktikan kemampuannya di MotoGP Qatar, dengan meraih posisi ketiga saat kualifikasi. Ia juga menunjukkan performa yang menggembirakan dengan finis kelima di sprint race dan ketujuh di grand prix. Ini menjadi sebuah pengingat bahwa ia masih mampu bersinar meski dengan keterbatasan motor.
Bahkan Honda, tim pabrikan Jepang lainnya yang sedang berjuang, juga menunjukkan peningkatan. “Saya mengharapkan lebih banyak dari Yamaha daripada Honda, tetapi yang terjadi justru sebaliknya,” kata Pernat. Ia juga memuji kinerja Johann Zarco bersama Honda RC213V.
Pernat juga menyoroti bahwa selama ini hanya ada Fabio Quartararo di Yamaha yang menunjukkan potensi, sedangkan Alex Rins masih beradaptasi. Ia berharap Jack Miller dari tim satelit Pramac dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan motor Yamaha.
Post Comment