Fabio Quartararo Akui Terlalu ‘Agresif’ pada Yamaha di Masa Sulit Karier MotoGP-nya
Fabio Quartararo, bintang MotoGP dari tim Monster Energy Yamaha, baru-baru ini membuka suara mengenai perilakunya di musim 2023. Ia mengakui bahwa dirinya bersikap terlalu ‘agresif’ terhadap Yamaha saat tim tersebut mengalami penurunan performa yang signifikan. Pengakuan ini menunjukkan kedewasaan dan komitmen Quartararo untuk kembali membangun kejayaan bersama Yamaha.
Perjalanan Quartararo dan Yamaha: Dari Puncak ke Masa Sulit
Setelah meraih gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2021 dan menjadi runner-up di tahun 2022, Quartararo dan Yamaha mengalami masa-masa sulit di musim 2023. Performa motor Yamaha YZR-M1 menurun drastis, membuat Quartararo hanya mampu meraih hasil terbaik finis ketiga dan terpuruk di posisi ke-10 klasemen akhir.
Kritik Pedas dan Penyesalan
Rasa frustrasi akibat penurunan performa ini membuat Quartararo melontarkan kritik pedas kepada Yamaha. Dalam wawancara dengan majalah GP Racing, yang dikutip oleh Motosan, Quartararo mengakui kesalahannya. “Saya akui bahwa kritikan saya pada Yamaha di tahun 2023 terlalu agresif. Saya memang sedang mengalami masa sulit, tapi seharusnya saya tidak bersikap seperti itu,” ujarnya.
Titik Balik dan Optimisme di Musim 2024
Musim 2024 menjadi titik balik bagi Quartararo dan Yamaha. Meskipun awal musim belum menunjukkan hasil yang memuaskan, Quartararo melihat adanya peningkatan signifikan pada motornya, terutama dalam hal kecepatan satu putaran (one lap). Hal ini terlihat dari hasil tes pramusim di Sepang, di mana Quartararo konsisten berada di tiga besar.
Konsesi dan Pengembangan Mesin
Yamaha mendapatkan keuntungan dari sistem konsesi MotoGP yang baru. Sistem ini memungkinkan Yamaha untuk mengembangkan mesin mereka sepanjang musim 2024, dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dari pabrikan lain pada akhir 2026. Dengan regulasi baru yang akan diterapkan pada 2027, semua pabrikan, termasuk Yamaha, akan memulai dari awal lagi.
Namun, Quartararo mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam meningkatkan kecepatan balapan (race pace) dan mengatasi masalah keausan ban. “Kami memang sudah lebih cepat dalam satu putaran, tapi kami masih kesulitan dalam balapan. Kami perlu meningkatkan daya tahan ban agar bisa kompetitif,” kata Quartararo.
Jack Miller, pembalap lain yang berpengalaman, bahkan berpendapat Yamaha sudah membuat terobosan, dan membuat kemajuan yang bisa membuat semua terkejut.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun belum meraih kemenangan di Circuit of The Americas (COTA), sirkuit yang akan menjadi tuan rumah seri berikutnya, Quartararo dan Yamaha memiliki catatan yang cukup baik di sana. Yamaha biasanya menunjukkan performa yang lebih baik di pertengahan musim, dan mereka berharap hal itu akan terulang kembali tahun ini.
Peran Alex Rins
Selain Quartararo, Yamaha juga berharap pada rekan setimnya, Alex Rins, yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah pulih dari cedera parah. Performa Rins yang menjanjikan di Argentina memberi harapan baru bagi tim.
Dengan semangat baru dan sistem konsesi yang menguntungkan, Quartararo dan Yamaha bertekad untuk kembali ke performa terbaik mereka. Perjalanan masih panjang, tetapi dengan kerja keras dan pengembangan yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin Yamaha akan kembali menjadi penantang gelar juara MotoGP di masa depan.
Post Comment