Loading Now

Ayah Francesco Bagnaia Ungkap Alasan Putranya Dibenci Sebagian Fans MotoGP: Ada Hubungannya dengan Valentino Rossi?

Awal Musim yang Kurang Memuaskan bagi Sang Juara Bertahan

Francesco ‘Pecco’ Bagnaia, juara bertahan MotoGP, mengawali musim 2025 dengan hasil yang kurang memuaskan. Meskipun secara statistik ini adalah awal musim terbaiknya dalam enam tahun terakhir, ekspektasi tinggi yang dibebankan padanya belum sepenuhnya terpenuhi. Saat ini, ia berada di posisi ketiga klasemen pembalap, tertinggal dari rekan setim barunya yang tampil dominan, Marc Marquez. Kegagalan naik podium di Grand Prix Argentina lalu, yang pertama dalam enam balapan terakhir, menambah tekanan pada Bagnaia untuk segera bangkit di seri berikutnya di COTA, Amerika Serikat.

Ayah Bagnaia, dalam wawancara dengan Mowmag, mengakui bahwa putranya perlu ‘memasuki dimensi berbeda’ untuk mengalahkan Marquez, yang merupakan juara dunia enam kali. Hal Ini mengisyaratkan betapa istimewanya talenta Marquez di garasi Ducati.

Hubungan dengan Valentino Rossi: Pedang Bermata Dua?

Persaingan sengit antara Valentino Rossi dan Marc Marquez telah lama membelah penggemar MotoGP. Menurut ayah Bagnaia, hubungan putranya dengan Rossi, sang legenda MotoGP, justru menjadi pedang bermata dua. Bagnaia, sebagai anak didik Rossi di VR46 Academy, tak jarang menerima perlakuan yang kurang adil dari sebagian fans.

“Sebagian fans mencintainya karena mengidentikkannya dengan Vale (Rossi), dan sebagian lagi membencinya karena alasan yang sama. Mereka lupa bahwa Pecco adalah Pecco, dia punya cerita, kepribadian, dan gaya balapnya sendiri,” ungkap ayah Bagnaia.

Ia menambahkan, perdebatan mengenai hal ini tidak ada gunanya. “Ini sama saja dengan memberi perhatian pada mereka yang senang Pecco menang karena seolah-olah Vale yang menang, dan mereka yang senang Pecco kalah karena seolah-olah Vale yang kalah.”

Performa Bagnaia Layak Mendapat Apresiasi Lebih

Terlepas dari awal musim yang kurang mulus, performa Bagnaia di musim 2025 sebenarnya layak mendapatkan apresiasi lebih. Ia masih beradaptasi dengan motor barunya, dan dalam dunia motorsport, adaptasi tidak selalu berjalan instan. Musim lalu, Bagnaia membuktikan kemampuannya dengan memenangkan delapan balapan lebih banyak dari pembalap lain.

Tetap Tenang dan Penuh Percaya Diri

Meskipun tertinggal 31 poin dari Marquez, Bagnaia menunjukkan sikap tenang dan tidak frustrasi. Musim lalu, ia juga pernah mengejar defisit poin yang sangat besar dari Jorge Martin, meskipun akhirnya gagal meraih gelar juara ketiga berturut-turut. Sikap tenang ini menunjukkan bahwa Bagnaia masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak akan menyerah begitu saja dalam perburuan gelar juara dunia.

Kehadiran Marquez sebagai rekan setim juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Bagnaia. Ia bisa belajar banyak dari pembalap sekaliber Marquez, yang tentu akan bermanfaat dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Perjalanan MotoGP 2025 masih panjang. Seiring berjalannya waktu, Bagnaia diharapkan akan semakin menyatu dengan motornya dan trek-trek yang sesuai dengan gaya balapnya akan mulai bermunculan. Dengan kombinasi talenta, sikap tenang, dan dukungan tim yang solid, Bagnaia diyakini akan segera menemukan kembali performa terbaiknya dan kembali ke jalur perebutan gelar juara dunia.

Post Comment

You May Have Missed