Awal Musim MotoGP 2025: Marquez Mendominasi, Acosta Kehilangan Semangat?
Dominasi Marquez dan Performa Mengecewakan Acosta
Dua seri pembuka MotoGP 2025 telah menjadi panggung bagi Marc Marquez. Pembalap Spanyol ini tampil begitu dominan, menyapu bersih poin maksimal dengan kemenangan di Thailand dan Argentina, termasuk Sprint Race dan pole position. Sang adik, Alex Marquez, menjadi pesaing terdekatnya, namun selalu harus puas finis di posisi kedua.
Sementara itu, rekan setim Marc di Ducati, Francesco Bagnaia, belum mampu memberikan perlawanan berarti. Di Termas de Rio Hondo, Argentina, Bagnaia hanya mampu finis keempat, terpaut 5,5 detik dari sang pemenang. Meskipun Ducati masih memimpin klasemen, persaingan di antara tim-tim lain terlihat semakin ketat.
Yamaha dan Honda menunjukkan tanda-tanda peningkatan signifikan setelah investasi besar-besaran di belakang layar. Honda, khususnya, mendapat keuntungan dari sistem konsesi. Aprilia juga berinvestasi besar, namun kehilangan Jorge Martin yang cedera. Di sisi lain, KTM mengalami kendala finansial yang berdampak pada program MotoGP mereka, dan ini tampaknya memengaruhi motivasi salah satu pembalapnya.
Peter Bom Khawatir Pedro Acosta Kehilangan Motivasi
Kepindahan Pedro Acosta ke tim pabrikan KTM dari tim satelit Tech3 awalnya disambut dengan antusias. Pembalap muda berusia 20 tahun ini tampil gemilang di musim debutnya pada 2024, meraih lima podium dan finis keenam di klasemen. Namun, musim 2025 tidak berjalan mulus baginya.
Acosta mengalami kecelakaan di Buriram dan hanya finis ke-19. Di Argentina, ia hanya mampu meraih posisi kesembilan di Sprint Race dan kedelapan di balapan utama. Dengan hanya mengumpulkan 13 poin dari dua balapan pertama, jelas ini bukan awal yang diharapkan Acosta. Peter Bom, dalam podcast Oxley Bom MotoGP, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Acosta tampil tidak konsisten. Terkadang kehilangan posisi, terkadang mendapatkannya kembali, bertarung dengan Mir. Saya harap saya salah, tapi dia tampak kurang bertekad, kurang memiliki kemauan kuat untuk tampil maksimal,” kata Bom.
“Dia antara jatuh atau terlalu lambat. Dia kehilangan motivasi, dan itu adalah masalah serius bagi seorang pembalap yang, dari segi bakat, berada di empat besar grid. Ini adalah tahun di mana kita seharusnya melihat, dengan KTM yang lebih baik, seberapa murni dia sebagai pembalap, bagaimana dia bisa menjadi cerdas dalam balapan, melakukan hal-hal yang tidak pernah dia perlu lakukan di Moto3 dan Moto2. Saya sangat penasaran untuk melihat itu, tapi kita tidak bisa mempelajarinya tahun ini karena motornya tidak kompetitif,” lanjutnya.
KTM Berisiko Kehilangan Acosta?
Performa KTM di 2025 memang tertinggal dari para rivalnya. Acosta bahkan nyaris mengalami masalah keselamatan di tes pramusim Thailand karena ban belakangnya yang terlalu aus. Getaran pada RC16 juga masih menjadi masalah. Acosta kalah dari rekan setimnya, Brad Binder, di dua balapan pertama. Di Argentina, Acosta finis hampir 1,5 detik di belakang Binder.
Hasil Balapan MotoGP Argentina 2025:
Pos | Pembalap | Tim | Waktu/Selisih |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo | 41m 11.100s |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Ducati | +1.362s |
3 | Franco Morbidelli | Pertamina VR46 Ducati | +4.695s |
4 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo | +5.536s |
5 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina VR46 Ducati | +7.138s |
6 | Johann Zarco | Castrol Honda LCR | +7.487s |
7 | Brad Binder | Red Bull KTM | +14.294s |
8 | Pedro Acosta | Red Bull KTM | +15.646s |
9 | Joan Mir | Honda HRC Castrol | +15.787s |
10 | Luca Marini | Honda HRC Castrol | +16.025s |
Masalah keuangan KTM jelas tidak membantu. Acosta bahkan sempat meminta jawaban selama musim dingin tentang apakah dia bisa kompetitif di 2025. Kondisi mentalnya saat ini bisa menyebabkan kepergiannya lebih awal dari KTM. Mantan komentator MotoGP, Keith Huewen, yakin Acosta memiliki klausul keluar dalam kontraknya yang berakhir pada 2026. KTM tentu saja tidak ingin kehilangan talenta bintang mereka.
Masa Depan yang Belum Pasti
Musim 2025 masih panjang, namun awal yang buruk bagi Acosta dan KTM menimbulkan pertanyaan besar. Apakah Acosta akan menemukan kembali motivasinya dan menunjukkan potensi penuhnya? Akankah KTM mampu mengatasi masalah teknis dan finansial mereka untuk memberikan motor yang kompetitif? Hanya waktu yang akan menjawab.
Post Comment