Loading Now

Yuki Tsunoda Akui Tekanan Meningkat di Tengah Inkonsistensi Performa Red Bull F1

Yuki Tsunoda Akui Tekanan Meningkat di Tengah Inkonsistensi Performa Red Bull F1

Yuki Tsunoda mengakui bahwa dirinya sedang merasakan tekanan yang besar dalam performanya di Formula 1 (F1) bersama Red Bull Racing. Pengakuan ini muncul di tengah inkonsistensi performa tim, setelah pembalap Jepang ini finis di urutan ke-12 pada Grand Prix Kanada, penampilan yang semakin memperpanjang rentetan hasil kurang memuaskan.

Tsunoda mendapatkan penalti 10 grid karena pelanggaran red flag, membuatnya harus memulai balapan dari posisi paling belakang. Meskipun berhasil bangkit ke posisi ke-12, ia mengakui bahwa hasil ini bukanlah yang terbaik yang bisa dicapai.

“Sabtu kemarin adalah hari yang sulit dengan penalti konyol 10 grid,” ujar Tsunoda. “Saya kehilangan banyak waktu di FP3, terutama saat belajar mobil dengan upgrade baru. Meski begitu, kami selalu ingin berada di posisi setinggi mungkin sebagai tim, namun saya menikmati tantangan ini. Di saat-saat seperti ini, saya merasakan banyak tekanan, dan jujur saja, terkadang tidak terlalu menikmatinya. Tetapi ini adalah kesempatan untuk meningkatkan diri dan membuktikan kemampuan saya.”

Performa Mobil Meningkat, Motivasi Kembali Bangkit

Meskipun demikian, Tsunoda melihat sisi positif dari perkembangan performa mobil Red Bull. Ia merasa bahwa mobil RB21 memiliki performa yang lebih baik dibandingkan beberapa balapan terakhir, memberikan sedikit motivasi untuk terus berjuang.

“Setidaknya hal positifnya adalah performa mobil sekarang, dan ritmenya di mobil terasa sedikit lebih normal atau lebih baik dari balapan-balapan sebelumnya, jadi setidaknya ada sedikit motivasi di sana,” tambahnya.

Red Bull Terus Berikan Dukungan

Meskipun menghadapi kesulitan, Red Bull tetap memberikan dukungan penuh kepada Tsunoda. Prinsipal tim Red Bull, Christian Horner, menegaskan bahwa Tsunoda akan diberikan “waktu dan dukungan” untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dengan RB21. Red Bull berencana untuk mempertahankan Tsunoda hingga akhir musim 2025.

Namun, kesulitan yang dihadapi Tsunoda juga memicu spekulasi mengenai masa depannya, terutama dengan performa impresif yang ditunjukkan oleh Liam Lawson di Racing Bulls pada awal musim ini. Perpindahan Tsunoda dari Racing Bulls ke Red Bull di awal musim ini, menggantikan Lawson, semakin menyoroti tekanan yang dihadapi oleh pembalap asal Jepang ini.

Post Comment

You May Have Missed