Loading Now

Tren Mengkhawatirkan Performa Lewis Hamilton di Ferrari: Ketertinggalan dari Leclerc Semakin Lebar

Performa Lewis Hamilton di Ferrari Mulai Mengkhawatirkan

Lewis Hamilton mengalami kesulitan di awal musim 2025 bersama Ferrari. Setelah lima balapan, selisih poin dengan rekan setimnya, Charles Leclerc, semakin lebar, bahkan mencapai 16 poin. Hasil ini jauh dari ekspektasi setelah kepindahannya yang sangat diantisipasi dari Mercedes.

Awal yang menjanjikan dengan kemenangan di *sprint race* China seakan tertutupi oleh performa buruk dalam balapan penuh. Hamilton kini tertinggal signifikan dari Leclerc, dan bahkan melorot dibandingkan pendatang baru di Mercedes, yang musim ini menggantikan posisi Hamilton.

Kesenjangan Kualifikasi yang Semakin Melebar

Data kualifikasi menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Kesenjangan waktu antara Hamilton dan Leclerc terus meningkat dari balapan ke balapan:

  • Australia: +0.218s
  • China Sprint: -0.208s
  • China: -0.094s
  • Jepang: +0.311s
  • Bahrain: +0.597s
  • Arab Saudi: +0.531s

Performa Balapan yang Mengecewakan

Performa balapan Hamilton juga tidak lebih baik. Di Arab Saudi, ia finis di posisi ketujuh, lebih dari 30 detik di belakang Leclerc yang naik podium. Berikut perbandingan hasil balapan mereka sejauh ini:

  • Australia: Hamilton 10th, Leclerc 8th (+2.647s)
  • China Sprint: Hamilton 1st, Leclerc 5th (-12.190s)
  • China: Hamilton DSQ (6th), Leclerc DSQ (5th) (+2.170s)
  • Jepang: Hamilton 7th, Leclerc 4th (+13.085s)
  • Bahrain: Hamilton 5th, Leclerc 4th (+8.314s)
  • Arab Saudi: Hamilton 7th, Leclerc 3rd (+30.969s)

Karun Chandhok, mantan pembalap yang kini menjadi analis Sky TV, mengkritik performa Hamilton dan menyatakan kekhawatirannya. “Tren ini sangat mengkhawatirkan. Seharusnya, dengan setiap balapan yang berlalu, Hamilton semakin nyaman dengan mobil Ferrari dan kesenjangan waktunya dengan Leclerc semakin mengecil, namun justru sebaliknya yang terjadi,” ujarnya.

Chandhok menyoroti bahwa di awal musim Hamilton kesulitan di beberapa tikungan saja, namun kini kesulitan di seluruh lintasan. Hal ini menurutnya sangat mempengaruhi psikologis Hamilton dan membuatnya bingung mencari solusi. “Jika hanya satu jenis tikungan yang bermasalah, lebih mudah untuk fokus memperbaikinya. Tapi sekarang, ia harus melihat seluruh aspek tikungan. Itulah sebabnya ia terlihat sangat kecewa.”

Masa depan Hamilton di Ferrari masih menjadi tanda tanya. Akankah sang pembalap tujuh kali juara dunia mampu mengatasi tantangan ini dan meraih kembali performa terbaiknya? Ataukah ini awal dari masa sulit bagi legenda F1 ini?

Post Comment

You May Have Missed