Skandal Batas Anggaran F1: Red Bull Melanggar, Hukuman, dan Regulasi 2025 Terungkap
Dunia Formula 1 (F1) kembali diguncang isu batas anggaran (cost cap) pada tahun 2023. Setelah sempat beredar laporan bahwa tiga tim melanggar bujet, Federasi Otomotif Internasional (FIA) terpaksa mengeluarkan bantahan. Mengingat kembali kontroversi Red Bull di masa lalu, mari kita telaah lebih dalam mengenai regulasi krusial ini, dampaknya, dan perkembangan terbarunya jelang musim 2025.
**Apa Itu Batas Anggaran F1 dan Mengapa Penting?**
F1 memperkenalkan regulasi keuangan pertama kali pada tahun 2021. Tujuannya jelas: menciptakan kompetisi yang lebih seimbang dan berkelanjutan. Sebelumnya, tim-tim besar dengan sumber daya melimpah bisa menghabisakan lebih dari 6 Triliun Rupiah (400 juta dolar AS dengan asumsi 1 dolar AS setara dengan Rp 15.000) per musim. Dengan batas anggaran, diharapkan tim-tim kecil memiliki kesempatan lebih besar untuk bersaing.
Batas anggaran ini membatasi pengeluaran tim F1 dalam satu tahun kalender. Pelanggaran terhadap aturan ini akan berujung pada sanksi.
**Berapa Batas Anggarannya?**
Awalnya, batas anggaran untuk tahun 2021 ditetapkan sebesar 2,6 triliun rupiah (175 juta dolar), namun dipangkas menjadi 2,1 triliun rupiah (145 juta dolar) akibat pandemi COVID-19. Pada tahun 2022, angka ini turun menjadi 2,1 triliun rupiah (140 juta dolar) dan rencananya akan dikurangi lagi menjadi 2 triliun untuk musim 2023 hingga 2025.
Angka-angka ini berlaku untuk musim dengan 21 balapan. Jika ada balapan tambahan, akan ada penyesuaian sebesar 18 milyar per balapan. FIA juga menyetujui kenaikan 3,1% untuk batas anggaran 2022 karena inflasi. Kabar terbaru angka ini akan naik drastis pada 2026 menjadi 3,225 triliun rupiah, kenaikan ini untuk mengakomodasi gaji yang lebih tinggi bagi Audi di Swiss.
Angka 3,225 triliun rupiah ini akan memasukan beberapa item yang sebelumnya dikecualikan dari batas anggaran.
**Apa Saja yang Termasuk dan Tidak Termasuk dalam Batas Anggaran?**
Yang termasuk dalam batas anggaran:
* Semua komponen mobil (dari setir hingga mur roda)
* Semua elemen yang diperlukan untuk menjalankan mobil
* Sebagian besar personel tim
* Peralatan garasi
* Suku cadang
* Biaya transportasi
* Segala sesuatu di antaranya
Yang *tidak* termasuk dalam batas anggaran:
* Gaji tiga anggota staf dengan bayaran tertinggi
* Biaya perjalanan
* Biaya pemasaran
* Biaya properti dan hukum
* Biaya masuk dan lisensi
* Aktivitas non-F1 atau mobil jalan raya
* Pembayaran cuti orang tua dan sakit
* Bonus karyawan dan tunjangan kesehatan staf
**Pelanggaran Red Bull dan Hukuman yang Diterima**
FIA menemukan Red Bull bersalah atas pelanggaran “kecil” terhadap batas anggaran 2021 sebesar 2,1 Triliun Rupiah. Pelanggaran ini terungkap saat Max Verstappen mengamankan gelar juara dunia 2022. Kepala tim Christian Horner bersikeras bahwa pelanggaran tersebut tidak memengaruhi performa mereka.
Red Bull dijatuhi denda 105 Miliar Rupiah dan pengurangan 10% dalam pengujian aero untuk tahun 2023. Diketahui ada 13 area yang “salah diinterpretasikan” oleh Red Bull, termasuk *catering* staf.
Dominasi Red Bull pada tahun 2023, meskipun dengan hukuman, memicu kritik dari Lewis Hamilton. Ia menyatakan bahwa hukuman sebelumnya tidak memberikan efek jera yang cukup, sehingga tim mungkin akan mencoba melanggar lagi.
**Sanksi untuk Honda dan Alpine/Renault**
Selain Red Bull, Honda dan Alpine/Renault juga dikenai denda karena pelanggaran prosedural terkait aturan batas anggaran mesin. Honda harus membayar 9 Miliar Rupiah, sementara Alpine didenda 6 Miliar Rupiah Karena terlambat mengirimkan dokumen kepada FIA, namun kedua tim itu sudah bekerjasama dan bertindak dengan itikad baik.
Batas anggaran mesin adalah 1,425 Triliun Rupiah (2022-2025) dan akan naik menjadi 1,95 Triliun Rupiah mulai 2026.
**Bagaimana Tim Berhemat?**
Tim-tim F1 terpaksa mengurangi jumlah staf untuk berhemat. Christian Horner mengungkapkan Red Bull telah memberhentikan lebih dari 90 orang, sementara Mercedes memangkas 40 anggota staf. Selain itu pengurangan pengembangan adalah salah satu penghematan yang akan sangat memukul tim-tim besar.
**Kesimpulan: Masa Depan Batas Anggaran F1**
Batas anggaran F1 adalah instrumen penting untuk menciptakan persaingan yang lebih adil dan olahraga yang berkelanjutan secara finansial. Namun, kasus Red Bull dan kritik dari Hamilton menunjukkan bahwa penegakan aturan dan sanksi yang efektif sangat krusial. Perubahan regulasi di masa depan, seperti kenaikan batas anggaran pada tahun 2026, juga akan menjadi sorotan. Apakah batas anggaran ini benar-benar akan meratakan ‘medan perang’ F1, atau hanya menjadi alat tawar-menawar bagi tim-tim besar? Jawabannya akan terus terungkap di lintasan balap.
Post Comment