Red Bull Ungkap Alasan Perintahkan Max Verstappen Biarkan George Russell Lewat di GP Spanyol F1
Red Bull Ungkap Strategi Kontroversial di GP Spanyol F1
Max Verstappen menghadapi akhir pekan yang rumit di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol, pada balapan Formula 1 (F1) akhir pekan lalu. Setelah terlibat dalam insiden dengan George Russell pasca-Safety Car, Red Bull Racing memberikan instruksi yang mengejutkan kepada sang juara dunia untuk membiarkan Russell melewatinya.
Insiden dan Instruksi Kontroversial
Verstappen dan Russell bersenggolan di Tikungan 1 setelah restart Safety Car, di mana Verstappen sempat keluar lintasan namun tetap mempertahankan posisinya. Namun, tim Red Bull langsung menginstruksikan Verstappen untuk mengembalikan posisi tersebut kepada Russell, sebuah keputusan yang membuat Verstappen sangat kesal. Upaya Verstappen untuk mengembalikan posisi tersebut justru berujung pada kontak kedua dengan Russell di Tikungan 5, yang akhirnya menghantarkan Verstappen pada penalti 10 detik dan membuatnya finis di posisi ke-10.
Penjelasan Christian Horner
“Situasinya sangat marjinal,” jelas Team Principal Red Bull, Christian Horner, kepada media termasuk kepada kami, setelah balapan. “Tampaknya akan ada penalti, jadi instruksi diberikan kepada Max untuk mengembalikan posisi tersebut. Dia tentu saja tidak senang karena merasa tidak diberikan ruang dan Russell juga kurang terkendali.”
Horner juga menyoroti kesulitan bagi tim dalam mengambil keputusan cepat. “Sangat sulit bagi tim untuk membuat panggilan seperti ini karena kita berpegang pada preseden historis dan mencoba mengantisipasi apa yang dipikirkan oleh steward dan Race Director. Akan lebih baik jika Race Director langsung membuat keputusan, menyatakan apakah posisi harus dikembalikan atau akan dikenakan penalti, daripada tim harus menebak-nebak apa yang akan diputuskan oleh steward.”
Strategi Ban dan Risiko
Selain insiden dengan Russell, Red Bull juga membuat keputusan mengejutkan dengan memanggil Verstappen ke pit stop saat Safety Car berlangsung dan mengganti ban ke kompon Hard. Horner menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena Verstappen tidak memiliki set ban Soft yang cukup untuk menghadapi sisa balapan.
“Safety Car keluar di waktu yang buruk bagi strategi kami. Kita dihadapkan pada pilihan: tetap di lintasan dengan ban Soft yang sudah berusia delapan putaran dan akan cepat habis, atau menggantinya dengan ban Hard baru. Kami merasa ban Hard baru lebih baik daripada ban Soft yang sudah sangat aus. Kita tidak ingin mengambil risiko tetap menggunakan ban Soft karena semua pesaing sudah menggunakan ban baru,” jelas Horner.
Horner mengakui bahwa setelah melihat hasilnya, mungkin lebih baik jika Verstappen tetap di lintasan dengan ban Soft lamanya. “Melihat ke belakang, mungkin lebih baik meninggalkannya di lintasan. Dia mungkin akan disalip oleh dua pembalap McLaren, dan mungkin juga Leclerc. Tapi kita membuat keputusan berdasarkan informasi yang kita miliki saat itu. Risiko mengganti ban adalah jika terjadi Safety Car lagi di akhir balapan, kita akan rentan,” sambungnya.
Post Comment