Red Bull Gelar Rapat Darurat, Performa F1 2025 Mengecewakan!
Red Bull Racing dikabarkan akan menggelar rapat darurat pekan ini untuk membahas awal musim Formula 1 2025 yang jauh dari harapan. Kabar ini muncul setelah serangkaian hasil yang kurang memuaskan di dua seri pembuka.
Awal Musim yang Sulit Bagi Red Bull
Penasihat motorsport Red Bull, Helmut Marko, dan টিম prinsipal Christian Horner, akan memimpin rapat penting ini di Milton Keynes. Tujuan utama rapat adalah untuk mencari solusi dan strategi agar bisa mengejar ketertinggalan dari para rival, terutama McLaren yang tampil dominan di awal musim.
Meskipun Max Verstappen, juara dunia empat kali, saat ini berada di posisi kedua klasemen pembalap, hanya terpaut delapan poin dari Lando Norris (McLaren), performa keseluruhannya masih di bawah ekspektasi. Verstappen finis kedua di GP Australia, tetapi hanya mampu meraih posisi keempat di GP China akhir pekan lalu.
Di sisi lain, rekan setim Verstappen, Liam Lawson, mengalami kesulitan besar. Lawson belum menyumbangkan poin untuk Red Bull setelah mengalami kecelakaan di Melbourne dan hanya finis di posisi ke-15 di China. Bahkan, Lawson selalu menjadi yang terakhir di babak kualifikasi, baik untuk sprint race maupun balapan utama.
Kondisi ini membuat Red Bull tertinggal jauh di klasemen konstruktor. Mereka berada di posisi ketiga, terpaut 42 poin dari McLaren yang memimpin klasemen.
Komentar Marko dan Horner
“Minggu ini akan ada pertemuan di Milton Keynes untuk membahas kapan dan bagaimana kami bisa mengejar ketertinggalan,” kata Marko kepada Sky Germany. “Sampai saat itu, yang terpenting adalah mengumpulkan poin sebanyak mungkin. Kami khawatir, tapi kami tidak akan menyerah.”
Christian Horner juga menegaskan bahwa timnya tidak boleh pesimis, meskipun hasil di China tidak sesuai harapan. “Ini baru balapan kedua. Kita tidak boleh terlalu kalah,” katanya. “Masih banyak yang bisa diperjuangkan. Jika tidak ada pelajaran lain, tahun lalu mengajarkan kita: Anda bisa memulai sekuat apa pun, yang terpenting adalah bagaimana Anda menyelesaikannya.”
Horner juga meyakini, “Kami mempunyai skuad yang kuat dan hebat. Semua yang berada di tim kami mengetahui apa yang harus dilakukan, kami mempunyai orang dan alat yang bisa melakukannya. Ini hanya masalah untuk menerapkan dan memperbaikinya.”
Masa Depan Liam Lawson Dipertanyakan
Performa Buruk di Dua Seri Pembuka
Nasib Liam Lawson di Red Bull juga menjadi topik hangat dalam rapat darurat ini. Performa buruk pembalap muda asal Selandia Baru ini memunculkan rumor bahwa ia bisa saja kehilangan kursinya, bahkan sebelum GP Jepang.
Tekanan untuk Tampil Lebih Baik
Lawson sendiri mengakui bahwa ia tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi dengan mobil RB21. “Ini lebih kepada, kita sudah berada di tengah musim,” katanya. “Saya tidak punya waktu untuk menguji mobil dan membiasakan diri, tapi kita sudah berada di tengah musim. Jadi setiap balapan, kita kehilangan poin. Kurang lebih itulah yang saya maksud ketika saya bilang saya tidak punya waktu.”
”Saya juga tidak bodoh. Saya tahu saya berada di sini untuk tampil baik dan jika saya tidak melakukannya, saya tidak akan bertahan. Jadi saya focus untuk membiasakan diri dengan mobil ini sesegera mungkin,” Lawson menambahkan.
Red Bull belum mengesampingkan kemungkinan penggantian pembalap, bahkan setelah hanya dua balapan. Ini menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam mengatasi masalah performa di awal musim ini.
Kesimpulan
Rapat darurat Red Bull menjadi bukti bahwa tim ini tidak main-main dalam mengejar ambisi mereka di F1 2025. Hasil dari rapat ini akan sangat menentukan arah pengembangan mobil dan strategi tim untuk sisa musim ini. Apakah Red Bull mampu bangkit dan kembali bersaing di papan atas? Atau apakah McLaren akan terus mendominasi? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Post Comment