Red Bull Dikritik: Mengapa Liam Lawson Tak Diberi Program Tes Seperti Mercedes untuk Antonelli?
Red Bull Dikritik: Mengapa Liam Lawson Tak Diberi Program Tes Seperti Mercedes untuk Antonelli?
Liam Lawson, pembalap muda Red Bull, menghadapi awal yang sulit di Formula 1. Mantan ahli strategi F1, Bernie Collins, mempertanyakan pendekatan Red Bull yang dinilai kurang memberikan dukungan tes yang memadai bagi Lawson, berbeda dengan apa yang dilakukan Mercedes terhadap Kimi Antonelli.
Debut Sulit Liam Lawson di Formula 1
Lawson menjalani dua balapan pertamanya dengan Red Bull dengan hasil yang kurang memuaskan, gagal mencetak poin. Performa ini memicu spekulasi tentang masa depannya, bahkan muncul potensi digantikan oleh Yuki Tsunoda atau pembalap lain. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Red Bull sedang mempertimbangkan opsi lain untuk menggantikan Tsunoda di Racing Bulls, yang bisa membuat Lawson kehilangan kursi.
Perbandingan dengan Pendekatan Mercedes untuk Antonelli
Bernie Collins, yang juga merupakan bagian dari tim Sky Sports F1 untuk Grand Prix China, menyoroti perbedaan perlakuan antara Red Bull dan Mercedes. Antonelli, sebelum debutnya di F1, mendapatkan kesempatan untuk menguji mobil Mercedes lama sejauh 9.000 kilometer. Collins merasa Red Bull seharusnya menerapkan strategi serupa untuk Lawson.
“Kita tahu bahwa mobil Red Bull sangat sulit dikendarai. Berbeda dengan Racing Bulls. Saya ingin tahu mengapa Red Bull tidak melakukan program serupa dengan Mercedes untuk Liam Lawson,” kata Collins.
“Mengapa dia (Lawson) tidak mendapatkan jumlah hari tes yang sama dengan mobil Red Bull yang lebih tua, yang memiliki karakteristik serupa? Tidak ada batasan biaya untuk itu.”
“Dia (Lawson) bisa berada dalam posisi yang jauh lebih kuat jika dia melakukan itu,” tambah Collins.
Dampak Kurangnya Persiapan pada Performa Lawson
Dua balapan pertama Lawson menunjukkan kurangnya persiapan. Di Australia, ia kesulitan dengan kecepatan dan tersingkir di Q1, dan akhirnya gagal finis karena kecelakaan. Di China, ia kembali kesulitan, start dari posisi belakang, dan hanya finis di urutan ke-12 karena diskualifikasi beberapa pembalap lain.
Kesimpulan: Pentingnya Program Tes untuk Pembalap Muda
Kasus Liam Lawson dan perbandingan dengan Kimi Antonelli menyoroti pentingnya program tes yang komprehensif bagi pembalap muda yang akan memasuki Formula 1. Kurangnya persiapan dapat berdampak signifikan pada performa dan kepercayaan diri pembalap, terutama dalam menghadapi mobil F1 yang kompleks dan kompetitif. Pendekatan yang berbeda antara Red Bull dan Mercedes ini menjadi sorotan dan bahan diskusi di kalangan pengamat F1.
Apakah Red Bull akan mengubah strateginya untuk Lawson atau pembalap muda lainnya di masa depan? Ini akan menjadi salah satu perkembangan menarik untuk diikuti di musim Formula 1 mendatang.
Post Comment