Masa Depan Christian Horner di F1: Potensi Keuntungan dan Kerugian yang Terungkap
Masa Depan Christian Horner Setelah Red Bull: Apakah Tim F1 Lain Bersedia Menampungnya?
Christian Horner, sosok yang telah memimpin Red Bull Racing selama dua dekade meraih 8 gelar juara dunia pembalap dan 6 gelar juara dunia konstruktor, kini tengah mencari tim baru setelah secara tiba-tiba dipecat oleh Red Bull. Pemecatan ini memicu spekulasi tentang masa depannya, dengan Alpine dan Ferrari menjadi kandidat potensial. Namun, muncul peringatan tentang ‘potensi kerugian’ bagi tim manapun yang merekrutnya.
Dominasi dan Kontroversi Horner di Red Bull
Horner, yang menjadi Team Principal termuda dalam sejarah F1 pada tahun 2005, dikenal dengan kepemimpinannya yang agresif dan cepat dalam mengambil keputusan. Di bawah arahannya, Red Bull mampu mendominasi era Formula 1, namun pemecatannya juga diwarnai dengan laporan tentang perebutan kekuasaan internal dan keinginan Horner untuk memiliki kontrol penuh atas tim.
Tantangan Kontrol Penuh dan Struktur Tim Modern
Salah satu isu utama yang diangkat oleh analis F1, Andrew Benson dari BBC Sport, adalah keinginan Horner untuk ‘kontrol penuh’. Benson mempertanyakan apakah hal ini akan cocok dengan struktur tim modern, terutama tim yang merupakan bagian dari perusahaan yang lebih besar seperti Alpine (Renault) atau Ferrari.
“Horner ingin melakukan semuanya sendiri. Namun, di Alpine, ia akan bertanggung jawab kepada dewan Renault. Di Ferrari, kepada John Elkann dan Benedetto Vigna. Kekuatan utama akan berada di tangan mereka, bukan Horner. Bisakah dia menerimanya?” tulis Benson.
Penurunan Performa Red Bull dan Kepergian Adrian Newey
Selain itu, performa Red Bull justru mengalami penurunan menjelang pemecatan Horner. Mobil 2025 mereka bermasalah dengan keseimbangan, dan harapan untuk meraih gelar juara dunia ke-5 berantakan. Situasi ini diperburuk dengan kepergian Adrian Newey, legenda desain Formula 1.
Benson menambahkan, “Red Bull jelas mengalami penurunan di bawah kepemimpinan Horner. Sebuah Red Bull tanpa Adrian Newey tidak terlihat sekuat dulu.”
Skandal dan Risiko Reputasi
Skandal terkait tuduhan pelecehan seksual dan perilaku mengendalikan terhadap seorang karyawan wanita juga masih membayangi Horner. Meskipun telah dinyatakan tidak bersalah dalam dua investigasi internal Red Bull, kontroversi ini belum terselesaikan secara eksternal. Tim manapun yang merekrutnya berpotensi mengambil risiko reputasi yang signifikan.
“Sampai hasil dari penyelidikan eksternal diketahui, perusahaan manapun yang mempekerjakan Horner akan mengambil risiko reputasi yang signifikan,” pungkas Benson.
Masa depan Christian Horner di F1 masih belum jelas. Tim-tim potensial dihadapkan pada dilema: apakah potensi keuntungan dari kepemimpinannya sepadan dengan potensi kerugian yang menyertainya?
Post Comment