Loading Now

Martin Brundle ‘Bingung’ dengan Performa Max Verstappen di GP F1 China 2025

Formula 1 2025 dikejutkan oleh performa tak terduga Max Verstappen di Grand Prix China. Mantan pembalap F1 dan komentator ternama, Martin Brundle, bahkan mengaku “bingung” dengan kecepatan pembalap Red Bull Racing tersebut di akhir balapan.

Kecepatan Membingungkan Verstappen di Shanghai

Setelah akhir pekan yang kurang memuaskan di Sirkuit Internasional Shanghai, di mana Red Bull tampak kesulitan dengan degradasi ban, Verstappen secara mengejutkan menunjukkan performa impresif di akhir balapan utama, Minggu (24/3/2025).

Verstappen, yang sempat tercecer di awal balapan karena berada di belakang dua mobil Ferrari, tiba-tiba menemukan ritme yang luar biasa setelah beralih ke ban keras di paruh kedua balapan. Ia berhasil mengejar dan melewati Lewis Hamilton (Mercedes) sebelum pembalap Inggris itu melakukan pitstop keduanya. Verstappen kemudian melakukan manuver impresif untuk merebut posisi keempat.

Yang paling menarik perhatian adalah kecepatan Verstappen di lap-lap terakhir, yang setara dengan para pemimpin balapan. Hal ini yang membuat Brundle bingung dan mempertanyakan potensi sebenarnya dari Red Bull.

“Pada saat itulah kami baru sadar Verstappen ada dalam balapan karena dia mulai menemukan *grip*,” tulis Brundle dalam kolomnya. “Entah bagaimana, dengan bahan bakar yang lebih sedikit, atau kondisi lintasan, dan mungkin juga kesadaran bahwa dia tidak perlu terlalu ‘mengasuh’ ban, ini memungkinkannya untuk mengejar Ferrari.”

“Bahkan, Max mencatatkan waktu lap tercepat dan terdepan di lap terakhir, yang agak membingungkan,” lanjutnya.

Red Bull Gelar ‘Rapat Darurat’

Performa buruk Red Bull di awal musim F1 2025, termasuk di China di mana Verstappen hanya finis keempat, memaksa tim untuk menggelar “rapat darurat”. Rapat ini bertujuan untuk membahas cara meningkatkan performa di lintasan.

Situasi di Klasemen

Meskipun Max Verstappen masih berada di posisi yang cukup baik dalam klasemen pembalap, hanya terpaut delapan poin dari pembalap McLaren, perjuangan Red Bull di klasemen konstruktor terlihat kurang menjanjikan. Mereka tertinggal 42 poin dari McLaren setelah hanya dua balapan.

Masa Depan Lawson

Masa depan Liam Lawson bersama tim juga diperkirakan akan menjadi topik pembicaraan dalam rapat tersebut. Muncul laporan spekulatif bahwa berpotensi menggantikan Lawson untuk Grand Prix Jepang.

Analisis dan Prediksi Mendatang

Kecepatan “membingungkan” Verstappen di akhir balapan GP China menunjukkan bahwa Red Bull mungkin memiliki potensi tersembunyi yang belum sepenuhnya terungkap. “Rapat darurat” yang mereka gelar akan menjadi krusial untuk mencari solusi dan meningkatkan performa mereka di balapan-balapan berikutnya. Apakah kebingungan Martin Brundle akan terjawab di seri berikutnya?

Post Comment

You May Have Missed