Loading Now

Lewis Hamilton & Rem Brakes: Analisis Gaya Pengereman yang Menurun di Ferrari?

Analisis Gaya Pengereman Lewis Hamilton: Kunci di Balik Performa yang Belum Optimal di Ferrari

Lewis Hamilton, kini membela Ferrari, mengalami awal musim F1 yang kurang memuaskan. Setelah 12 tahun bersama Mercedes, adaptasi terhadap mobil SF-25 dan sistem pengereman baru menjadi sorotan utama. Seorang insider Formula 1, Peter Windsor, mengungkapkan teorinya mengenai perubahan gaya pengereman Hamilton yang menjadi salah satu penyebab kesulitan tersebut.

Adaptasi Sistem Pengereman: Dari Carbon Industrie ke Brembo

Hamilton sebelumnya terbiasa dengan cakram rem Carbon Industrie selama masa baktinya di Mercedes. Perpindahan ke Ferrari mengharuskannya beradaptasi dengan sistem pengereman Brembo. Meskipun Windsor tidak yakin bahwa perubahan pemasok merupakan masalah utama, ia melihat adanya perubahan signifikan dalam teknik pengereman Hamilton.

Perubahan Gaya Pengereman: Lebih Lurus, Kurang ‘Squeeze’

“Hamilton sangat terbiasa dengan rem Carbon Industrie dan sekarang beralih ke Brembo, yang biasanya memiliki pedal yang lebih lembut,” ujar Windsor dalam podcastnya. “Namun, saya rasa masalahnya bukan hanya pada pemasok. Saya pikir dia tidak lagi mengerem seperti dulu ketika masih di Mercedes pada tahun 2007. Dia cenderung mengerem lebih lurus, hanya mencari perlambatan maksimal, dan tidak lagi ‘menjepit’ pedal rem seperti dulu dengan Carbon Industrie. Jadi, ini lebih kompleks daripada sekadar pemasok.”

Hilangnya ‘Short Corner’ Skills?

Hamilton dikenal dengan kemampuannya dalam mengambil ‘short corner’ (jalur pendek), yang mengoptimalkan radius dan jarak tempuh. Namun, Windsor menilai kemampuan itu mulai hilang sejak era mobil ground-effect diperkenalkan pada 2022, dan transfer ke Ferrari belum mampu mengembalikannya.

Perbandingan Gaya dengan Leclerc: Rotasi dan Presisi

“Dulu, dia adalah pembalap ‘short corner’ seperti Charles Leclerc. Bahkan lima tahun lalu, tiga pembalap terbaik di dunia adalah Lewis Hamilton dan Charles Leclerc,” terang Windsor. “Masalahnya, Lewis tidak lagi membalap dengan ‘short corner’ dalam tiga tahun terakhir di Mercedes, dan dia membawa kebiasaan itu ke Ferrari. Saya pikir, di Ferrari, dia akan segera kembali ke gaya Lewis yang kita kenal hingga 2021, sebelum Mercedes mengalami penurunan performa, tapi itu tidak terjadi.”

Windsor menjelaskan perbedaan gaya mengemudi antara Hamilton dan Leclerc. Leclerc fokus pada manipulasi mobil di tengah tikungan, sementara Hamilton cenderung mendekati batas, bahkan berusaha menembus tembok, untuk memaksimalkan pointing dan kecepatan. Pendekatan Hamilton itu dianggap lebih berisiko dan rentan kesalahan, terutama dengan usia yang semakin matang.

“Pada usia 40 tahun, dia cenderung memberikan sedikit margin karena berpikir lebih banyak. Ketika berusia 20 tahun, dia tidak akan terlalu memikirkannya dan langsung melakukannya,” pungkas Windsor.

Post Comment

You May Have Missed