Loading Now

Lewis Hamilton dan Persoalan ‘Overthinking’ di Ferrari: Apa yang Terjadi?

Lewis Hamilton ‘Overthinking’ di Ferrari? Analisis Mendalam

Lewis Hamilton, juara dunia Formula 1 (F1) tujuh kali, menghadapi tantangan signifikan sejak bergabung dengan Ferrari pada musim 2025. Performa inkonsisten dan kesulitan beradaptasi dengan mobil baru memunculkan berbagai spekulasi, termasuk teori bahwa Hamilton terlalu banyak berpikir, atau ‘overthinking‘, dalam proses adaptasinya.

Performa Hamilton di Awal Musim 2025

Balapan di Arab Saudi menjadi penampilan terburuk Hamilton musim ini, tertinggal lebih dari 30 detik dari rekan setimnya, yang berhasil mengamankan podium pertama Ferrari di tahun 2025. Hamilton sendiri mengakui bahwa proses adaptasi ke Ferrari membutuhkan waktu yang lama dan tidak ada solusi instan.

Teori ‘Overthinking’ dari Danica Patrick

Sebelum sesi latihan bebas pertama (FP1) di Miami, mantan pembalap IndyCar, Danica Patrick, memberikan komentarnya mengenai kesulitan Hamilton. Menurut Patrick, permasalahan Hamilton mungkin terletak pada proses adaptasi dengan tim baru dan filosofi pengembangan mobil yang berbeda.

“Apa yang terjadi dengan Lewis? Saya tidak tahu, tetapi yang pasti dia berada di tim baru, dan selalu butuh waktu untuk bertransisi. Pengaturan mobil yang sudah mapan, metode yang digunakan, semuanya membutuhkan waktu untuk dipelajari dan dibiasakan. Akhir pekan balapan berlangsung begitu cepat. Terkadang, terlalu fokus dan mencoba melakukan perubahan berlebihan justru tidak membantu, terutama di akhir pekan sprint,” ujar Patrick.

Kurangnya Kecocokan dengan Karakter Mobil?

Meskipun sesekali menunjukkan kilatan performa gemilang, seperti meraih pole position dan memenangkan sprint race di China, Hamilton seringkali tertinggal beberapa persepuluh detik dari Charles Leclerc. Mantan pembalap F1, Martin Brundle, meyakini bahwa masalahnya adalah mobil Ferrari tidak sepenuhnya sesuai dengan gaya membalap Hamilton.

“Saya rasa, jelas bahwa mobil ini belum setting-nya ideal untuk gaya membalap Lewis. Di Arab Saudi, kita bisa melihat bagaimana mobil ini tidak stabil dan sulit dikendalikan. Lewis adalah pembalap hebat, bahkan mungkin yang terhebat sepanjang masa. Dia bisa meraih kemenangan bahkan dengan mobil yang kurang baik, namun entah bagaimana, dia kesulitan beradaptasi dengan Ferrari,” jelas Brundle.

Persoalan Hamilton di Ferrari ini menjadi perhatian utama dalam persaingan kejuaraan dunia F1 2025. Akankah Hamilton mampu mengatasi tantangan ini dan kembali menunjukkan dominasinya, atau akankah ‘overthinking’ terus menjadi penghalang?

Post Comment

You May Have Missed