Kontroversi di Paddock F1: Keputusan Red Bull Mencoret Liam Lawson Dipertanyakan
Kontroversi di Paddock F1: Keputusan Red Bull Mencoret Liam Lawson Dipertanyakan
Keputusan Red Bull untuk mendemosi Liam Lawson dari kursi balapnya di tim utama menjadi topik perdebatan panas di GP Jepang. Setelah dua penampilan yang kurang memuaskan, Lawson secara mengejutkan digantikan menjelang balapan di Suzuka. Ia dikembalikan ke tim satelit, sementara Yuki Tsunoda dipromosikan ke Red Bull untuk mendampingi Max Verstappen.
Menariknya, Liam Lawson justru mencatatkan waktu tercepat kelima di FP2 GP Jepang. Namun, keputusan Red Bull ini tetap menuai kritik dari sesama pembalap.
Reaksi Para Pembalap F1 Terhadap Keputusan Red Bull
- Ollie Bearman: “Tidak mudah bagi kami. Terutama setelah hanya dua balapan, ini keputusan yang terburu-buru dan saya tidak setuju. Semoga Liam Lawson bisa bangkit dan kembali lebih kuat. Dia pembalap hebat, dan seperti para rookie lainnya, dia berada di bawah tekanan besar. Awal yang baru mungkin akan baik untuknya.”
- Kimi Antonelli: “Penting untuk memiliki akademi yang memberikan dukungan, seperti yang saya dapatkan dari Mercedes, termasuk orang-orang yang suportif.”
- Oscar Piastri: “Dua balapan tidak cukup untuk menilai seorang pembalap. Saya pernah balapan melawan Liam Lawson di kategori junior. Dua balapan ini tidak mencerminkan kemampuannya yang sebenarnya.”
Analisis dari Dalam Paddock F1
Jacques Villeneuve, mantan juara dunia F1, memberikan pandangannya: “Red Bull adalah tempat yang keras. Mereka memberi banyak pembalap kesempatan, yang tidak banyak dilakukan tim lain. Mereka membantu para pembalap muda, tapi ini adalah pedang bermata dua. Jika Anda masuk tim utama dan tidak tampil baik, Anda langsung dicoret, dan itu terjadi dengan cepat.”
Naomi Schiff menambahkan: “Mungkin terlihat sebagai keputusan yang keras, tapi sepertinya ini keputusan yang tepat.”
Villeneuve melanjutkan: “Ini keputusan yang tepat karena dia (Liam Lawson) tampil lebih baik sekarang. Dia lebih tenang. Dia tertekan dan hancur, dan Anda tidak bisa membalap dalam kondisi seperti itu. Ini hanya akan semakin buruk. Dua balapan berturut-turut dia kualifikasi terakhir, dengan mobil Red Bull! Itu tidak bisa dibiarkan. Dia tidak bisa tidur nyenyak, dia terlihat lelah. Ini lebih baik daripada yang terjadi pada Albon, yang langsung dipulangkan!”
Keputusan Red Bull mencoret Liam Lawson menjadi contoh lain dari tekanan yang sangat tinggi di F1, di mana performa selalu menjadi prioritas utama. Apakah keputusan ini akan berdampak positif bagi Lawson dalam jangka panjang, hanya waktu yang bisa menjawab.
Post Comment