Loading Now

Jacques Villeneuve Sebut Liam Lawson ‘Sangat Arogan’ Setelah ‘Didepak’ Red Bull

Formula 1 dikejutkan dengan keputusan Red Bull yang mendepak Liam Lawson dan menggantikannya dengan pembalap lain mulai Grand Prix Jepang. Juara dunia F1 1997, Jacques Villeneuve, tak segan-segan menyebut Lawson ‘sangat arogan’, yang menurutnya menjadi salah satu faktor di balik keputusan brutal tersebut.

Arogansi Lawson Menjadi Bumerang?

Villeneuve, yang dikenal vokal, menilai sikap Liam Lawson yang terlalu percaya diri justru menjadi bumerang baginya. “Perlu diingat, dia datang ke F1 dengan sangat arogan. Tahun lalu dia masuk F1 dan mengatakan betapa hebatnya dia, dia punya *attitude*,” kata Villeneuve.

Komentar ini muncul menyusul pengumuman Red Bull pada hari Kamis, 27 Maret 2025, yang menyatakan bahwa posisi Lawson akan digantikan mulai GP Jepang. Keputusan ini mengakhiri kiprah singkat Lawson di tim utama Red Bull, yang hanya berlangsung dua balapan di Sirkuit Internasional Shanghai.

Performa Kurang Memuaskan di Shanghai

Hasil kualifikasi Lawson yang menempati posisi ke-20 dalam dua sesi di Shanghai, memaksa Red Bull mengambil keputusan sulit. Red Bull beralasan bahwa mereka membutuhkan pengalaman untuk membantu tim mengembangkan RB21 dari sudut pandang pengembangan.

Meskipun demikian, Lawson masih memiliki peluang untuk membangun kembali karirnya di Racing Bulls, tim satelit Red Bull, yang menunjukkan performa cukup baik dalam dua balapan pembuka musim ini.

Kritik Pedas Villeneuve

Villeneuve berpendapat bahwa sikap Lawson justru “menempatkan dirinya” dalam posisi yang rentan. Pembalap Selandia Baru itu memang dikenal tidak takut untuk bersikap konfrontatif, baik di dalam maupun di luar lintasan.

“Dua balapan ini tidak memberikan dampak baik baginya di paddock. Sangat sederhana, dan itulah risikonya. Ketika Anda mulai dengan Red Bull, Anda harus langsung *on fire*,” ujar Villeneuve.

“Dan itulah harga yang harus dibayar untuk berada di tim terbaik. Anda mau mengambil risiko itu? Bagus. Tetapi sisi sebaliknya adalah Anda akan membayar mahal jika tidak berhasil. Begitulah adanya. Dan itu tidak apa-apa. Memang begitulah seharusnya. Saya pikir mereka mungkin akan memberinya tiga balapan lagi ketika mereka kembali ke Eropa sehingga mereka bisa membuat keputusan yang matang.”

“Ketika hasil tidak kunjung datang, itu membuat semua orang bereaksi lebih keras lagi. Ini sebenarnya hasil terburuk yang pernah ada di mobil Red Bull. Jadi, dia menanggung akibatnya sendiri di sana. Dia yang menempatkan dirinya dalam posisi tersebut.” Tambah Villenueve.

Peluang Pemulihan di Racing Bulls

Meskipun didepak dari tim utama, Villeneuve percaya Lawson masih bisa “pulih” berkat kecepatan Red Bull dalam mengambil keputusan.

“Red Bull memiliki data yang tidak kita miliki,” tambahnya. “Jadi mereka tahu bahwa Lawson tidak berada di level yang diharapkan, dan Suzuka adalah trek yang berbahaya. Anda tidak ingin berada di sana dengan pola pikir yang salah.”

Performa Racing Bulls.

Racing Bulls memulai tahun ini dengan baik, sering memimpin lini tengah F1 dalam kualifikasi.

  • Isack Hadjar lolos ketujuh di Cina sebelum turun ke lapangan karena keputusan strategi yang buruk dari dinding pit.
  • Demikian pula, di Australia, setelah mengamankan tempat kelima di grid, panggilan strategi RB yang buruk berarti Tsunoda finis di luar poin.

“Mereka sudah memutuskan bahwa karena dia (Lawson) tampaknya sudah kelelahan, maka sebaiknya Anda menggantinya secepat mungkin sehingga mungkin dia bisa pulih.”

Keputusan Red Bull memang mengejutkan, namun ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan di Formula 1. Apakah Lawson mampu bangkit dan membuktikan diri di Racing Bulls? Hanya waktu yang akan menjawab.

Post Comment

You May Have Missed