Loading Now

F1 Spanyol: Akankah Pengetatan Sayap Fleksibel Menghentikan Momentum McLaren?

F1 Spanyol: Pengetatan Regulasi Sayap Fleksibel, Momen Krusial Bagi McLaren dan Mercedes

F1 memasuki putaran penting di Barcelona untuk Grand Prix Spanyol 2025. Setelah Sergio Perez berhasil mendekat hanya terpaut 3 poin dari rekan setimnya di McLaren, persaingan untuk gelar juara dunia semakin memanas. Ditengah persaingan ketat ini, FIA (Federation Internationale de l’Automobile) mengambil langkah tegas dengan memperketat regulasi mengenai sayap fleksibel, membuka pertanyaan besar: apakah langkah ini akan menghentikan laju McLaren di GP Spanyol?

Dampak Pengetatan Regulasi Sayap Fleksibel

FIA telah mengumumkan tes yang lebih ketat sejak awal musim, namun tim diberikan waktu hingga delapan balapan untuk melakukan penyesuaian. Sayap depan dan belakang fleksibel telah menjadi perbincangan hangat sejak tahun lalu, terutama setelah kemenangan McLaren di Grand Prix Azerbaijan. Pertanyaan utama yang muncul adalah tim mana yang akan diuntungkan atau dirugikan dari perubahan ini.

Toto Wolff, kepala tim Mercedes, menduga peraturan ini justru bisa menguntungkan Ferrari, mengingat desain sayap depan mereka yang lebih konservatif. Secara luas, McLaren dan Mercedes dianggap telah memaksimalkan potensi aeroelastisitas dalam 12 bulan terakhir. Namun, McLaren meyakinkan bahwa perubahan regulasi ini tidak akan berdampak signifikan pada performa mereka. Di lintasan yang kompetitif seperti ini, penurunan performa sekecil apapun dapat memengaruhi hasil akhir balapan dan persaingan memperebutkan gelar juara.

Kembalinya Max Verstappen

Setelah hanya finis keempat di Grand Prix Monaco yang menantang, Max Verstappen diperkirakan akan kembali tampil kompetitif di Sirkuit Barcelona-Catalunya. Karakteristik lintasan Barcelona, dengan tikungan berkecepatan tinggi dan menengah, sangat cocok dengan kekuatan RB21. Verstappen telah memenangkan tiga balapan Grand Prix Spanyol terakhir dan berpotensi besar untuk kembali bersaing di barisan depan.

Momen Krusial Bagi Lewis Hamilton

Monaco menjadi balapan yang kurang memuaskan bagi Lewis Hamilton bersama Ferrari. Ia secara konsisten kalah cepat dari rekan setimnya, Charles Leclerc. Meskipun Leclerc dikenal sebagai spesialis sirkuit jalanan, Hamilton harus menunjukkan peningkatan performa signifikan di Spanyol.

Barcelona adalah lintasan yang sangat akrab bagi Hamilton. Ia mendominasi balapan di sana dari tahun 2017 hingga 2021. Bahkan pada 2022, dengan kerusakan di lap pembuka, Hamilton mampu menunjukkan kecepatan balapan yang impresif. Dengan catatan performa yang kuat di lintas ini, jika Hamilton kembali tertinggal beberapa persepuluh detik dari Leclerc, hal itu akan menjadi perhatian besar.

Akankah Mercedes Bangkit?

Setelah awal musim yang menjanjikan, performa Mercedes mengalami penurunan dalam beberapa balapan terakhir. Mereka bahkan kalah dari Williams dan Ferrari di Imola. Monaco pun menjadi akhir pekan yang buruk bagi Mercedes, dengan Kimi Antonelli mengalami kecelakaan di sesi Q2 dan George Russell terhambat masalah mesin yang menggagalkan usahanya untuk masuk Q3.

Penurunan performa ini membuat jarak poin antara Mercedes, Red Bull, dan Ferrari semakin tipis. Mercedes cenderung kesulitan dalam suhu panas, menyebabkan ban terlalu cepat aus. Momentum sangat penting dalam F1, dan Mercedes akan berusaha keras untuk segera membalikkan keadaan.

Harapan Alonso di Kandang Sendiri

Fernando Alonso masih belum berhasil mengamankan poin di musim 2025 setelah DNF di Monaco akibat masalah mesin. Meskipun demikian, Alonso tetap optimis dan menantikan mobil Adrian Newey tahun depan. Ia bahkan dengan bercanda mengatakan bahwa ia tidak keberatan jika terus mengalami masalah sepanjang tahun ini, asalkan bisa meraih kemenangan di Australia tahun depan. Namun, Alonso tetap bertekad untuk meraih poin pertamanya musim ini dan membuktikan bahwa ia lebih baik dari rekan setimnya, Lance Stroll.

Post Comment

You May Have Missed