Benarkah Cacat Tersembunyi pada Mobil Ferrari Jadi Penyebab Diskualifikasi Lewis Hamilton di GP China?
Formula 1 dikejutkan dengan diskualifikasi Lewis Hamilton di Grand Prix China 2025, memicu spekulasi tentang potensi masalah tersembunyi pada mobil Ferrari SF-25. Apakah ada hubungan antara keduanya?
Awal Musim yang Sulit bagi Ferrari dan Spekulasi Cacat Mobil
Musim 2025 dimulai dengan kurang meyakinkan bagi Ferrari. Di Grand Prix Australia, tim paling ikonik di F1 ini hanya mampu menempatkan pembalapnya di posisi kedelapan dan kesepuluh. Performa di China juga fluktuatif, dengan Hamilton meraih kemenangan di *sprint race*, namun kesulitan di kualifikasi dan balapan utama.
Charles Leclerc dan Lewis Hamilton sebenarnya finis di posisi kelima dan keenam. Namun, keduanya didiskualifikasi karena pelanggaran teknis. Hamilton didiskualifikasi karena keausan berlebihan pada *plank* mobilnya, sementara Leclerc karena mobilnya kurang berat dari batas minimum.
Rumor dan Analisis Ahli
Sejak seri pembuka di Melbourne, muncul bisik-bisik di *paddock* tentang masalah ketinggian mobil Ferrari. Diduga, tim harus menaikkan ketinggian mobil mereka karena masalah keausan *plank*. Diskualifikasi Hamilton di Shanghai semakin menguatkan dugaan tersebut.
“Wajar jika semua tim menaikkan ketinggian mobil di Australia karena treknya bergelombang. Hal itu berpengaruh pada *downforce* dan keausan *plank*,” kata Bernie Collins, analis F1 dari Sky Sports. “Ferrari tidak terlalu kuat di Australia. Mungkin mobil mereka sangat sensitif terhadap perubahan ketinggian dalam hal performa aero.”
Collins menambahkan, “Saya akan terkejut jika *Sprint* di China tidak cukup memberikan indikasi bahwa Anda akan melanggar aturan keausan *plank*. Jika mereka memiliki apa yang kita sebut *’peaky’* *ride height*, yang berarti ada ketinggian optimal yang sangat kecil, itu masalah bagi mobil.”
Perubahan Set-up dan Strategi yang Dipertanyakan
Setelah meraih kemenangan di *sprint race*, Hamilton mengakui bahwa perubahan *set-up* yang dilakukannya justru membuat mobilnya sulit dikendalikan. Collins menjelaskan bahwa perubahan *set-up* selama *sprint weekend* bukanlah hal yang aneh.
“Perbedaan antara ini dan Austin dua tahun lalu [ketika Hamilton juga didiskualifikasi karena keausan *plank* yang berlebihan] adalah, Anda tidak diizinkan untuk mengubah *set-up* antara *Sprint* dan balapan utama, jadi ketika Anda mendapatkan pembacaan keausan *plank* di *Sprint*, Anda tidak bisa bereaksi terhadapnya,” jelasnya.
Collins juga mempertanyakan strategi dua *pit stop* Hamilton dan apakah ada kerusakan pada mobilnya setelah insiden dengan Leclerc. “FIA mengatakan tidak ada ‘keadaan yang meringankan’. Jika Ferrari bisa membuktikan kerusakan atau kurangnya *downforce*, mereka akan melakukannya, tetapi mereka tidak melakukannya.”
Dampak Diskualifikasi dan Masa Depan Ferrari
Diskualifikasi ganda ini membuat Ferrari kehilangan 18 poin di China, pukulan besar bagi ambisi mereka meraih gelar juara. Setelah dua balapan, Ferrari berada di posisi kelima klasemen konstruktor, tertinggal jauh dari McLaren. Leclerc dan Hamilton juga tertinggal dalam perburuan gelar pembalap.
“Ini adalah sebuah kemunduran. Ferrari memiliki strategi yang salah di Australia, di China mereka didiskualifikasi dan seharusnya bisa lebih baik,” kata Collins. “Perubahan *set-up* tidak bereaksi seperti yang diinginkan [Hamilton], dan mereka melanggar aturan.”
Collins menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara pembalap dan tim. “Sekarang kita memiliki masalah strategi, masalah radio, dan sekarang diskualifikasi, jadi itu membuat pembalap tidak yakin.”
Diskualifikasi ini akan jadi pelajaran penting, dan penggemar Ferrari kini menunggu. Akankah masalah tersebut teratasi, atau akankah menghantui mereka sepanjang musim?
Post Comment