Helmut Marko Akui Frustrasi Verstappen di GP Spanyol, Tabrakkan dengan Russell Disiratkan
Helmut Marko Akui Frustrasi Verstappen di GP Spanyol, Tabrakkan dengan Russell Disiratkan
Helmut Marko, penasihat dari Red Bull Racing, enggan membahas secara langsung insiden kontroversial yang melibatkan Max Verstappen dan George Russell pada F1 GP Spanyol, namun ia mengisyaratkan adanya “frustrasi” yang melanda juara dunia empat kali tersebut. Insiden ini menjadi sorotan utama dalam balapan yang digelar di Circuit de Barcelona-Catalunya, Minggu (2/6/2025).
Pemicu masalah bermula dari strategi tiga pit stop yang diterapkan Red Bull kepada Verstappen, yang terpaksa menggunakan ban hard setelah Safety Car keluar. Padahal, Verstappen sebenarnya sudah kehabisan ban soft yang lebih optimal untuk kecepatan.
Strategi Ban yang Bermasalah
Saat kembali ke lintasan dengan ban hard, Verstappen langsung kehilangan posisi dari George Russell. Upaya Russell untuk menyalip Verstappen di Tikungan 1 berujung pada kontak yang membuat Verstappen keluar lintasan dan tetap mempertahankan posisi. Red Bull sempat memberikan instruksi yang keliru kepada Verstappen untuk memberikan jalan kepada Russell.
Puncak ketegangan terjadi ketika Verstappen menabrak Russell di Tikungan 5. Marko, dalam wawancaranya dengan Sky Germany setelah balapan, tidak secara langsung mengomentari insiden tersebut.
“Saya akan mengatakan dia memimpin balapan untuk waktu yang lama, dan kemudian karena pilihan ban,” ujar Marko. “Seperti yang saya katakan, kami tidak punya pilihan lain dan tidak menyangka ban ini akan sangat buruk di fase pemanasan. Ada frustrasi tertentu dan itu tercermin dalam gaya mengemudinya.”
Pengakuan Marko Terkait Ban Hard
Marko mengakui bahwa pemilihan ban hard merupakan sebuah kesalahan. Ia menjelaskan, mereka terpaksa mengambil risiko dengan strategi tiga pit stop untuk memiliki peluang, tetapi strategi tersebut justru menjadi bumerang. Ketidakmampuan ban hard untuk mencapai suhu optimal menyebabkan Verstappen kehilangan kontrol dan nyaris menabrak, serta kemudian terlibat insiden dengan Charles Leclerc.
“Kami menyadari bahwa kami harus mengambil risiko untuk memiliki peluang,” jelas Marko. “Itulah strategi tiga pit stop. Sayangnya, Safety Car mengganggu di akhir. Kami hanya memiliki ban hard tersisa dan itu jelas merupakan ban yang salah. Ban itu sangat buruk selama pemanasan. Dan kami melihat manuver menghindar Max [setelah restart]. Tetapi begitulah: jika Anda mengambil risiko, itu juga bisa berbalik arah.”
“Max jelas melihat bahwa dia tidak memiliki cengkeraman karena ban yang buruk dan dia hampir kehilangan kendali. Lalu terjadi situasi dengan Leclerc. Saya tidak ingin membahas detailnya juga,” pungkasnya.
Insiden ini semakin menambah bumbu persaingan panas di F1, dan memunculkan pertanyaan tentang strategi tim serta pengendalian emosi di tengah tekanan balapan yang tinggi.
Post Comment