Terungkap: Kebiasaan Lewis Hamilton yang ‘Tidak Cocok’ dengan Ferrari dan Membuat Tim ‘Gelisah’
Lewis Hamilton Menghadapi Tantangan Adaptasi di Ferrari
Lewis Hamilton, tujuh kali juara dunia F1, menghadapi tantangan yang tidak terduga setelah pindah ke Ferrari pada musim ini. Kepindahan besar ini, yang digadang-gadang akan membawa era baru bagi tim Italia tersebut, sejauh ini belum menghasilkan performa yang diharapkan. Analisis mendalam terhadap data balapan menunjukkan bahwa kebiasaan mengemudi Hamilton yang telah terbentuk selama bertahun-tahun justru menjadi penghalang adaptasinya dengan mobil SF-25.
Kebiasaan Pengereman yang ‘Mengganggu’
Menurut Alex Brundle, seorang analis data F1, terdapat perbedaan signifikan dalam gaya pengereman Hamilton dibandingkan dengan rekan satu timnya, Charles Leclerc. “Hamilton cenderung memberikan tekanan pengereman sedikit lebih kuat saat memasuki tikungan cepat dibandingkan Leclerc,” jelas Brundle dalam podcast Nation. “Perbedaan ini, meskipun terlihat kecil, cukup mengganggu keseimbangan mobil.”
Brundle menjelaskan bahwa Leclerc dikenal dengan gaya pengereman yang sangat presisi dan terukur. Sementara Hamilton, meskipun memiliki pengalaman dan kecepatan luar biasa, tetap mempertahankan kebiasaannya dalam memberikan tekanan pengereman instingtif. Kebiasaan ini, yang sebelumnya tidak masalah di Mercedes, tampaknya kurang efektif dengan karakteristik aerodinamis SF-25.
Transisi yang Sulit di Tengah Kecepatan Tinggi F1
Situasi ini diperburuk oleh karakteristik mobil Formula 1 generasi terbaru. Andrea Stella dari McLaren menekankan bahwa dengan kecepatan mobil yang sangat tinggi, pembalap tidak memiliki waktu untuk berpikir, melainkan harus mengandalkan insting. Hal ini membuat proses pembelajaran Hamilton semakin sulit, karena ia harus melatih dirinya untuk mengubah kebiasaan mengemudi yang telah ia lakukan sepanjang kariernya.
“Ini adalah kebiasaan yang berbahaya, terutama saat berada di belakang,” kata Brundle. “Karena Anda mencari waktu, dan itu justru menghukum Anda. Semakin buruk jadinya.”
Performa di Bawah Ekspektasi dan Dampaknya
Hingga lima balapan pertama musim ini, Hamilton belum mampu mengungguli performa Leclerc. Ia juga mengakui kesulitan dalam meningkatkan kecepatan kualifikasinya, masalah yang juga ia hadapi di Mercedes musim lalu ketika kalah dari George Russell. Hamilton bahkan menyatakan bahwa ia tidak tahu kapan ia bisa mengatasi masalah ini dan menunjukkan keputusasaan atas kesulitan yang dihadapi.
Perbandingan dengan Carlos Sainz, yang berhasil beradaptasi dengan perubahan di Williams, menjadi sorotan. Sainz mampu sepenuhnya mengikuti filosofi tim baru, sementara Hamilton masih tertinggal dalam proses adaptasinya di Ferrari. Pertanyaan yang muncul adalah, mampukah Hamilton mengubah gaya membalapnya yang sudah mendarah daging untuk mengoptimalkan potensi SF-25?
Post Comment