Loading Now

Tardozzi Menyalahkan ‘Sikap’ Dovizioso, Ducati Gagal Juara MotoGP 2020?

Tardozzi Menyalahkan ‘Sikap’ Dovizioso, Ducati Gagal Juara MotoGP 2020?

Ducati, pabrikan asal Borgo Panigale, baru empat kali merasakan manisnya gelar juara dunia MotoGP. Casey Stoner dan Francesco Bagnaia menjadi dua pembalap yang berhasil mengharumkan nama Ducati. Sementara Jorge Martin mencatatkan sejarah sebagai pembalap independen pertama yang juara bersama Ducati pada musim lalu.

Bagnaia sendiri mengakhiri puasa gelar Ducati dengan dua kemenangan beruntun di tahun 2022 dan 2023. Sebelumnya, Ducati harus menunggu selama 15 tahun sejak Stoner menjadi juara dunia di tahun 2007. Musim ini, Ducati berpeluang menambah koleksi gelar melalui Bagnaia dan Marc Marquez yang kini membela tim satelit Gresini.

Namun, Davide Tardozzi, Manajer Tim Ducati, memiliki pandangan lain. Ia merasa Ducati seharusnya sudah menambah koleksi gelar juara dunia pembalap sebelum Bagnaia meraihnya. Tardozzi menyalahkan Andrea Dovizioso atas kegagalan Ducati meraih gelar juara MotoGP 2020, yang akhirnya dimenangkan oleh Joan Mir bersama Suzuki.

‘Sikap’ Dovizioso Terhadap Ban Michelin Jadi Sorotan

Musim 2020 yang terganggu pandemi Covid-19, dengan hanya 14 seri balapan, seharusnya menjadi momen emas bagi Dovizioso setelah Marc Marquez mengalami kecelakaan parah di Jerez. Dovizioso, yang sebelumnya menjadi runner-up di belakang Marquez pada 2017, 2018, dan 2019, justru mengalami penurunan performa setelah Michelin mengganti jenis ban.

Tardozzi mengakui bahwa ia dan Dovizioso tidak pernah membahas secara mendalam penyebab masalahnya dengan ban Michelin. Namun, Tardozzi merasa sikap Dovizioso terhadap ban baru tersebut menjadi faktor utama penyebab penurunan performanya.

“Saya menyalahkan Andrea karena di momen-momen tertentu – terutama di tahun 2020 – kami tidak membawa pulang hasil maksimal,” ujar Tardozzi kepada Moto.it.

“Saya pikir Andrea memiliki musim-musim yang hebat dengan finis kedua di belakang fenomena seperti Marc Marquez. Setelah itu, di tahun 2020 saya tidak menyukai sikap yang dia tunjukkan dalam situasi tertentu terkait ban. Dia tidak tahu bagaimana mengubah pendekatannya karena di tahun 2020, Andrea seharusnya memenangkan kejuaraan dunia karena Dovi pantas mendapatkan kejuaraan dunia itu, kami pantas mendapatkan kejuaraan dunia itu dan mungkin ceritanya akan berjalan berbeda.”

Kehilangan Peluang Emas

Musim MotoGP 2020 menjadi peluang terbaik bagi Dovizioso untuk meraih gelar juara dunia dan mengakhiri puasa gelar Ducati. Namun, ia hanya mampu menunjukkan performa inkonsisten, dengan rata-rata finis di posisi 6.7. Meskipun berhasil meraih podium ketiga di seri pembuka di Spanyol dan memenangkan balapan di Austria, Dovizioso hanya mampu menduduki peringkat keempat klasemen akhir dengan 135 poin.

Kegagalan Dovizioso ini menjadi pukulan telak bagi Ducati. Setelah berjuang keras selama tiga musim sebelumnya untuk menantang Marquez, hilangnya Marquez akibat cedera seharusnya membuka jalan bagi Dovizioso. Namun, perubahan ban Michelin dan sikap Dovizioso yang kurang adaptif akhirnya menggagalkan impian tersebut.

Ducati kemudian melakukan perubahan besar pada susunan pembalap mereka untuk musim 2021, dengan mendatangkan Bagnaia dan Jack Miller untuk menggantikan Dovizioso dan Danilo Petrucci. Dovizioso sempat kembali ke grid pada akhir tahun 2021 bersama tim Petronas SRT, namun tidak mampu menambah koleksi kemenangannya setelah meninggalkan Ducati. Meskipun begitu, Andrea Dovizioso tetap dikenang sebagai legenda MotoGP atas dedikasinya di dunia balap motor.

Post Comment

You May Have Missed