Analisis Strategi ‘Aman’ McLaren di F1 GP Jepang: Mahalnya Sebuah Kehati-hatian
Analisis Strategi ‘Aman’ McLaren di F1 GP Jepang: Mahalnya Sebuah Kehati-hatian
Kemenangan Max Verstappen di F1 GP Jepang 2025 menyisakan pertanyaan bagi McLaren. Banyak yang tidak menyangka dominasi McLaren akan berakhir di seri ketiga musim ini, mengingat performa impresif mereka di Australia dan China. Namun, Verstappen dan Red Bull berhasil membalikkan prediksi di Suzuka.
Verstappen merebut pole position dengan rekor lap baru dan memimpin balapan dari awal hingga akhir, mengamankan kemenangan dengan selisih 1,4 detik. Momen krusial terjadi saat pit stop di lap 22, di mana pit stop yang lebih cepat hampir memungkinkan Lando Norris menyalip Verstappen. Sayangnya, Norris melebar setelah keluar pit lane, gagal memanfaatkan peluang tersebut.
Kesalahan Strategi McLaren di Pit Stop?
Data menunjukkan bahwa Norris kehilangan tujuh persepuluh detik pada outlap-nya dibandingkan dengan Verstappen. Selisih waktu antara keduanya melebar dari 1,3 detik menjadi hampir 2,1 detik selama fase pit stop. Dari titik itu, Verstappen melaju mulus menuju garis finis, sementara Norris sempat mendapat tekanan dari rekan setimnya, Oscar Piastri, sebelum mengamankan posisi kedua.
Meskipun Verstappen layak mendapatkan pujian atas kemenangannya, seberapa besar peran strategi McLaren yang kurang ambisius dalam hasil ini? Kepala tim McLaren, Andrea Stella, mengakui bahwa hasil balapan sebenarnya ditentukan pada hari Sabtu saat Verstappen merebut pole position. Namun, meskipun posisi trek sangat menguntungkan di Suzuka, patut dipertimbangkan apa yang bisa McLaren lakukan untuk mengubah hasil akhir.
Mengapa Piastri Mendapat Prioritas Pit Stop?
Meskipun Norris berada di depan Piastri, McLaren memberikan prioritas pit stop kepada pembalap Australia tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi George Russell, yang baru saja beralih ke ban keras.
Namun, dengan memastikan Piastri mempertahankan posisi podium terakhir, McLaren menghilangkan peluang Norris untuk menyalip Verstappen. Meskipun tidak ada jaminan bahwa Norris akan menyalip Verstappen jika dia melakukan pit stop satu lap lebih awal dan tim juga harus mempertimbangkan lalu lintas, melakukan pit stop pada saat yang sama dengan pemimpin balapan hanya akan menghasilkan satu hasil.
Potensi Undercut yang Terlewatkan
Outlap Piastri satu detik lebih cepat dari Verstappen, menunjukkan betapa kuatnya efek undercut di Suzuka. Pilihan lain yang dimiliki McLaren adalah menginstruksikan Norris untuk bertahan lebih lama di stint pertama, meniru strategi yang digunakan oleh Kimi Antonelli dan Russell.
Namun, Antonelli hanya mampu mencatatkan waktu 1 menit 33 detik pada ban medium yang aus di akhir stint-nya, sekitar setengah detik lebih lambat dari Russell dengan ban keras yang lebih segar. Keuntungan apa pun yang akan dimiliki Norris di kemudian hari dengan ban keras yang relatif baru tidak akan banyak berarti, karena Suzuka terkenal sulit untuk menyalip.
Keputusan ‘Bermain Aman’ yang Berdampak
Setelah grid awal ditentukan pada hari Sabtu, McLaren seharusnya menyadari bahwa Norris dan Piastri tidak memiliki peluang nyata untuk menyalip Verstappen di trek setelah lap pembuka. Hujan semalaman menurunkan suhu, menghilangkan degradasi ban sebagai variabel dari persamaan.
Oleh karena itu, satu-satunya cara McLaren dapat melakukan kejutan adalah dengan mengambil kendali atas takdir mereka sendiri dan mencoba sesuatu yang berbeda, bahkan jika itu membahayakan peluang mereka untuk mencetak podium ganda. Tetapi tim memilih untuk bermain aman dan membiarkan Mercedes menentukan jalannya balapan dengan Russell, yang berarti kedua pembalap mereka finis di posisi yang sama dengan saat mereka memulai balapan dalam apa yang ternyata menjadi balapan yang monoton.
Post Comment