Loading Now

Terungkap! Biang Kerok Strategi Ferrari yang Gagal Total di GP Australia

Awal Musim yang Mengecewakan bagi Ferrari

Grand Prix Australia yang basah menjadi saksi bisu kegagalan strategi Ferrari di awal musim Formula 1 2025. Bernie Collins, pakar strategi F1 dan mantan ahli strategi Aston Martin, mengungkap kesalahan krusial yang dilakukan tim Kuda Jingkrak dalam perjudian ban mereka.

Ferrari mengawali musim dengan hasil yang mengecewakan. Kedua pembalapnya hanya mampu finish di posisi 10, tertinggal jauh dari harapan. Keputusan strategi tim yang keliru, terutama saat hujan deras mengguyur di akhir balapan, menjadi sorotan utama.

Analisis Tajam Bernie Collins

Dalam podcast Sky Sports F1, Bernie Collins membedah secara rinci apa yang sebenarnya terjadi dengan Ferrari. “Ferrari sangat menarik. Ada banyak pembicaraan tentang mereka memasang *set-up* basah pada mobil. Memang benar hari Minggu itu basah, jadi *set-up* seharusnya benar, kecuali ada sesuatu yang salah dengan *set-up* yang mereka pilih,” ujar Collins.

Collins menjelaskan bahwa masalah utama terletak pada keputusan Ferrari untuk tetap menggunakan ban *slick* ketika hujan mulai turun deras. “Saya bisa melihat bagaimana itu terjadi. Di *pit wall*, mereka baru saja beralih ke ban kering. Keputusan ban kering dipaksakan untuk sebagian besar tim karena *Safety Car*. Jadi, sebagian besar orang memilih untuk mengganti ke ban kering di lap yang sama,” jelasnya.

“Yang menjadi masalah adalah peralihan dari ban kering kembali ke *intermediate*. Semua orang melihat radar dan melihat sedikit hujan, mungkin satu atau dua lap, dan berpikir ‘oke, hujan ini datang tetapi hanya akan satu atau dua lap’.”

“Namun, yang dilupakan orang adalah bahwa trek baru saja membutuhkan 30 lap untuk mengering. Jadi, bahkan jika itu hanya sedikit hujan, trek harus melalui proses pengeringan itu juga. Dan di situlah letak kesalahannya,” tambah Collins.

Ferrari Bukan Satu-satunya yang Salah

Collins juga menyoroti bahwa tim lain, termasuk Mercedes dan bahkan Red Bull, juga membuat kesalahan serupa dalam pemilihan ban. Namun, mereka lebih beruntung karena pembalap mereka, seperti George Russell dan Max Verstappen, cukup vokal untuk meminta pergantian ke ban *intermediate*.

“George Russell adalah satu-satunya pembalap yang saya dengar dari *pit wall* Mercedes, di mana mereka berkata, ‘kita pasti harus beralih ke *inter* pada titik tertentu’. … Bahkan Red Bull pun salah, saya rasa. Mereka mempertahankan Lawson karena dia tidak membantahnya. Tapi Verstappen cukup kuat untuk mengatakan ‘kita masuk *pit*’.” Ungkap Colins.

Collins juga memuji peran Carlos Sainz yang berada *di garage* Ferrari. James Vowles mengungkapkan bahwa Sainz sangat vokal menyarankan untuk segera beralih ke ban *intermediate*. Ini menunjukkan pentingnya masukan dari pembalap yang merasakan langsung kondisi di lintasan.

“Seringkali kita terlalu terpaku pada angka-angka yang mengatakan ‘ini satu atau dua lap *inter*, bisakah kamu bertahan? Itu lebih baik daripada melakukan *pit stop*. Tapi ternyata tidak. Ini adalah waktu pengeringan, dan di situlah saya pikir mereka salah, Ferrari. Ada banyak kekhawatiran di radio – dan itu juga kurva pembelajaran,” tutup Collins.

Pelajaran Berharga untuk Ferrari

Kegagalan strategi di GP Australia menjadi pelajaran berharga bagi Ferrari. Mereka perlu mengevaluasi kembali proses pengambilan keputusan mereka, terutama dalam situasi cuaca yang berubah-ubah. Komunikasi yang lebih baik antara pembalap, *pit wall*, dan tim strategi akan menjadi kunci untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan. Musim 2025 masih panjang, dan Ferrari memiliki banyak kesempatan untuk bangkit dan membuktikan kemampuan mereka.

Post Comment

You May Have Missed