Bagnaia Ungkap Masalah Tersembunyi pada Ducati-nya di GP Argentina, Tertinggal Jauh dari Marquez
Francesco Bagnaia kembali menelan pil pahit di MotoGP musim 2025. Setelah kesulitan di Thailand, pembalap Ducati Lenovo Team ini kembali tampil kurang meyakinkan di Grand Prix Argentina, Autodromo Termas de Rio Hondo.
Bagnaia, juara dunia dua kali, terlihat kesulitan mengimbangi rekan setimnya, Marc Marquez, yang tampil dominan di dua seri pembuka. Di Thailand, Bagnaia hanya mampu finis ketiga di belakang Marquez dan adiknya, Alex Marquez. Hasil yang lebih mengecewakan didapat di Argentina.
Awal yang Sulit di Argentina
Bagnaia nyaris tidak lolos ke Q2, hanya mampu mengamankan posisi ke-10. Meski start dari posisi keempat dan finis ketiga di Sprint Race, ia tertinggal hampir empat detik dari Marquez. Kepala kru Bagnaia, Cristian Gabarrini, bahkan tampak “bingung” dengan performa pembalapnya, sesuatu yang jarang terlihat menurut jurnalis MotoGP veteran, Mat Oxley.
Pada balapan utama (Grand Prix), Bagnaia hanya mampu finis keempat, hasil terbaiknya di sirkuit Termas de Rio Hondo. Namun, ia finis lebih dari 5,5 detik di belakang Marquez yang menjadi pemenang. Lebih buruk lagi, Bagnaia dikalahkan oleh dua pembalap Ducati satelit, Alex Marquez dan Franco Morbidelli.
Semua Aspek Setup Hilang
Ada apa dengan performa Bagnaia? Foto yang diunggah oleh LUIS ROBAYO/AFP via Getty Images mengungkapkan sebagian jawabannya. Bagnaia secara pribadi mengakui bahwa “semua aspek setup” pada motor Ducati-nya “hilang” di GP Argentina.
Sebelumnya, Bagnaia menyebut motor Desmosedici yang ia gunakan musim ini sebagai “GP24.9”, mengindikasikan bahwa motor tersebut belum sepenuhnya menggunakan spesifikasi 2025 (yang menggunakan mesin dan aero 2024). Di Argentina, ia bahkan berkelakar menggunakan “GP24.7”.
Jurnalis Neil Morrison, melalui Paddock Pass Podcast, mengungkapkan percakapan pribadi Bagnaia dengan media. “Saya rasa dia tidak datang ke akhir pekan ini dengan pikiran akan menang. Tapi kemudian hari Minggu, setelah start yang cukup baik dan menyerang Alex Marquez di awal, mengisyaratkan sesuatu… Mungkin dia menyimpan yang terbaik untuk hari Minggu,” kata Morrison.
Namun, harapan itu pupus. Morbidelli dengan mudah menyalip Bagnaia. Meskipun sempat memperkecil jarak, Bagnaia akhirnya tak mampu mengejar Morbidelli. “Untuk tiga Ducati finis di depannya, itu tidak bagus, jelas tidak bagus,” tambah Morrison.
“Dan saya pikir dia (Bagnaia) berkata kepada salah satu rekan kami setelah balapan, di Thailand masalahnya adalah: ‘Saya tidak bisa mengerem seperti yang saya lakukan dengan motor tahun lalu’. Tapi saya pikir dia mengatakan kepada Elliott hari ini bahwa semua aspek setup hilang dan mereka masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan,” jelas Morrison, mengutip percakapan Bagnaia dengan jurnalis lain.
Ancaman Marquez di Austin, Tekanan untuk Bagnaia
Foto oleh Steve Wobser/Getty Images, menggambarkan Bagnaia terlihat perlu menemukan performa terbaiknya. Jelas bahwa Bagnaia perlu meningkatkan performanya jika ingin bersaing dengan Marquez di Ducati. Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, mulai “berkeringat” melihat pabrikan Bologna itu berusaha memotivasi juara dunia dua kali itu untuk memulai akhir pekan dengan lebih baik.
Masalahnya, sirkuit berikutnya, Circuit of The Americas (COTA) di Austin, juga merupakan trek yang dikuasai Marquez. Banyak pihak di paddock memperkirakan Marquez akan kembali mendominasi – dan Ducati pun demikian.
Tardozzi mengatakan Bagnaia akan “kembali” di Qatar dan bertarung dengan Marquez. Namun, jika Marquez menang di Austin, selisih poin bisa semakin jauh. Bagnaia harus bekerja keras dan setidaknya memperkecil jarak dengan Marquez di balapan berikutnya.
Kesimpulan
Performa Bagnaia di Argentina menimbulkan pertanyaan besar tentang kemampuannya mempertahankan gelar juara dunia. Dengan Marquez yang tampil dominan dan masalah setup yang belum teratasi, Bagnaia menghadapi tantangan berat untuk kembali ke performa terbaiknya. Balapan di Austin akan menjadi ujian penting bagi Bagnaia untuk membuktikan bahwa dirinya masih merupakan penantang serius dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2025.
Post Comment