Pedro Acosta Desak KTM Temukan Solusi Masalah Motor 2025, Bandingkan dengan Performa Vinales dan Bastianini
Karier Pedro Acosta di tim pabrikan KTM MotoGP tidak berjalan semulus yang diharapkan. Setelah dua seri pembuka MotoGP 2025 yang mengecewakan, sang rookie mendesak timnya untuk segera memahami masalah yang menghantui motor RC16. Promosi Acosta dari tim satelit Tech3 ke tim pabrikan KTM memang menjadi sorotan utama di musim dingin, terlebih di tengah masalah finansial yang sempat mengancam masa depan KTM di MotoGP.
Meski sempat optimis, harapan Acosta tampaknya mulai memudar setelah hasil buruk di dua seri awal. Saat ini, Acosta terpuruk di posisi kesepuluh klasemen sementara, hasil terburuknya sejak 2019 ketika ia masih berusia 15 tahun. Hasil ini jelas jauh dari ekspektasi, mengingat Acosta digadang-gadang sebagai ‘Michael Schumacher-nya’ KTM oleh Pit Beirer, Direktur Motorsport KTM. Namun, ia kini mengingatkan bahwa dirinya butuh waktu untuk berkembang, dan motornya pun butuh peningkatan signifikan sebelum bisa bersaing meraih kemenangan.
KTM sendiri telah berhasil mengumpulkan dana segar sebesar £671,5 juta (sekitar Rp13,3 triliun) di tengah krisis finansial yang mereka hadapi. Diharapkan, sebagian dari dana tersebut dapat dialokasikan untuk pengembangan motor yang saat ini jelas tertinggal dari para pesaingnya, terutama Ducati.
**Acosta Ungkap Kebingungan Soal Performa Motor**
Setelah dua seri yang sulit, Acosta secara terbuka mengungkapkan kebingungannya terhadap performa motor KTM. “Balapan [utama] lebih baik daripada Sprint. Kami perlu memahami mengapa motor berubah begitu banyak dari satu sesi ke sesi lain, dan dari satu hari ke hari berikutnya,” ungkap Acosta kepada Motorsport.com edisi Italia. “Tapi setidaknya motor berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai sepeda motor.”
Acosta juga menyinggung performa rekan setimnya, Brad Binder, serta pembalap lain seperti Maverick Vinales dan Enea Bastianini, yang semuanya memiliki rekam jejak juara dunia dan pemenang balapan MotoGP. “Kami tidak suka berada di posisi seperti ini. Baik saya maupun Brad Binder, yang memenangkan kejuaraan dunia dan balapan MotoGP. Hal yang sama juga berlaku untuk Maverick Vinales, yang merupakan juara Moto3 dan telah berjuang untuk gelar MotoGP, dan juga untuk Enea Bastianini,” tambahnya.
**Data Menjanjikan di Tengah Kesulitan**
Meski hasil di dua seri awal mengecewakan, ada secercah harapan dari data Acosta. Di Thailand, data menunjukkan bahwa Acosta memiliki kecepatan yang seharusnya bisa membawanya finis di lima besar jika tidak terjatuh di awal balapan. Hal ini mengindikasikan bahwa motor KTM sebenarnya memiliki potensi, setidaknya untuk bersaing di 10 besar.
Namun, potensi ini belum sepenuhnya terwujud. KTM masih harus bekerja keras untuk meningkatkan performa motor, terutama jika dibandingkan dengan Ducati yang saat ini mendominasi. Ada kemungkinan trek di beberapa seri awal lebih menguntungkan tim rival, namun KTM tidak bisa berlama-lama dalam keterpurukan.
**Tantangan Berat Menanti di COTA**
KTM memiliki waktu kurang dari dua minggu sebelum seri berikutnya di Austin, Texas. Circuit of the Americas (COTA) dikenal sebagai salah satu trek paling menantang dalam kalender MotoGP, baik bagi pembalap maupun tim. Ini akan menjadi ujian berat bagi KTM dan Acosta untuk membuktikan bahwa mereka bisa bangkit dari keterpurukan.
Jika KTM gagal menemukan solusi dan meningkatkan performa motor, mereka berisiko tertinggal lebih jauh, bahkan dari tim seperti Honda yang menunjukkan peningkatan signifikan di awal musim 2025. Tekanan ada di pundak KTM untuk memberikan Acosta motor yang kompetitif, sesuai dengan bakat besar yang dimilikinya.
Post Comment