Loading Now

Dari Idol Hingga Rival di F1: Carlos Sainz Ungkap Perubahan Pandangannya Terhadap Lewis Hamilton

Carlos Sainz Ungkap Perubahan Hubungan dengan Lewis Hamilton

Carlos Sainz mengungkapkan perubahan signifikan dalam pandangannya terhadap Lewis Hamilton, dari seorang idola masa kecil hingga menjadi pesaing langsung di ajang F1. Perubahan ini terjadi seiring dengan perjalanan karir Sainz yang membawanya untuk berhadapan langsung dengan sang juara dunia tujuh kali di lintasan balap.

Sainz, yang kini membela tim Williams, menceritakan bahwa ia mulai mengagumi Hamilton sejak pembalap asal Inggris itu menjuarai kejuaraan dunia pertamanya bersama McLaren pada tahun 2008. Saat itu, Sainz masih berusia 12 tahun dan baru mulai serius mengikuti balapan Formula 1.

Dari Pengagum Hingga Pesaing

“Dulu, ketika saya masih kecil, Lewis Hamilton adalah salah satu idola saya. Saya mulai menonton Formula 1 ketika dia berpacu dengan Fernando Alonso dan Felipe Massa,” ungkap Sainz kepada Radio 1 Breakfast with Greg James.

“Namun, sekarang, 10 atau 15 tahun kemudian, dia adalah salah satu pesaing saya. Saya tidak bisa lagi melihatnya sebagai idola karena inilah kompetisi Formula 1 yang sesungguhnya,” tambahnya.

Performa Hamilton di Ferrari Disorot

Perubahan ini terjadi di tengah performa Hamilton yang belum memuaskan sejak bergabung dengan Ferrari di musim 2025. Hingga saat ini, Hamilton belum mampu meraih podium dalam 17 balapan pertama bersama tim Kuda Merah. Satu-satunya pencapaian terbaiknya adalah kemenangan di sprint race Cina dan posisi keempat di Imola, Red Bull Ring, dan Silverstone.

Sementara itu, Sainz justru berhasil mencetak podium pertamanya untuk Williams di Grand Prix Azerbaijan, mengalahkan Hamilton yang hanya finis di posisi kedelapan. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah Ferrari menyesali keputusan mereka menggantikan Sainz dengan Hamilton.

Steiner: Ferrari Mungkin Menyesal

Guenther Steiner, mantan bos tim Haas, bahkan menyatakan bahwa beberapa orang di Ferrari mungkin mulai menyesal dengan keputusan tersebut. “Saya pikir beberapa orang di tim pasti merasakan penyesalan. Manajemen mungkin tidak akan mengakui hal tersebut, tetapi saya yakin ada yang merasa kehilangan karena performa Hamilton belum sesuai harapan,” kata Steiner dalam podcast The Red Flags.

Steiner juga menyoroti bahwa kehadiran Hamilton justru mengganggu fokus tim Ferrari. “Dengan Carlos, mereka memiliki pembalap yang konsisten dan dapat diandalkan. Dengan Lewis, tim terus-menerus harus mencari tahu apa yang tidak disukainya dari mobil,” jelasnya. Lebih lanjut, Steiner mempertanyakan apakah investasi besar yang dikeluarkan untuk merekrut Hamilton sepadan dengan hasil yang didapatkan.

Post Comment

You May Have Missed